Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kehati-hatian dalam berinovasi, dengan memperhatikan azas kesetaraan dan pemerataan manfaat. Menurutnya, inovasi di semua sektor, termasuk di industri keuangan bagus selama tidak serakah.
"Kita harus hati-hati atas inovasi, terutama yang didasari oleh kerakusan. Kita harus yakinkan inovasi berkontribusi untuk kesejahteran masyarakat," kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar dalam Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum) ke-12 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (2/8).
Ia mengatakan, kesejahteraan masyarakat tidak akan meningkat secara otomatis hanya karena ada inovasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, inovasi akan membuat sebagian orang sangat kaya, namun hanya pemerintah yang mampu memastikan keuntungan dari hasil inovasi itu terbagi rata, termasuk ke masyarakat miskin.
"Kita hidup di era di mana inovasi tak bisa ditinggalkan baik itu inovasi robotic, kecerdasan buatan, maupun 3D printing. Tapi, di saat yang sama, kita hidup di zaman yang tidak stabil," ujarnya.
Ibarat dua sisi mata uang, kata Jokowi, inovasi bisa berdampak positif maupun negatif. Inovasi yang baik diyakininya akan menghasilkan orang-orang pemenang. Sebaliknya, inovasi juga bisa menghasilkan para pecundang dalam kondisi dunia yang timpang.
"Ekonomi dunia lemah sementara pertumbuhan ekonomi masih rentan. Saya percaya inovasi mampu menciptakan pecundang atau pemenang di situasi seperti itu. Apabila inovasi semakin besar, maka kesempatan menciptakan pemenang semakin besar. Tapi, kalau tidak tidak hati-hati, akan semakin banyak pecundang," tuturnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan saat ini tidak ada jalan pintas dan tak ada peluru ajaib.
"Kita harus melakukan kerja yang sulit, rumit, membangun industri, sistem, lapangan kerja, untuk mendidik anak kita terutama dalam hal sikap yang dibutuhkan di abad XXI," tegasnya.
Bagi negara yang masih memiliki kampung-kampung miskin, ujar Presiden, maka pemerintahnya harus memecahkan masalah dasar mengenai listrik, air bersih, hingga transportasi.
"Kita harus pastikan masyarakat hidup di tempat bersih, tempat aman. Pastikan semuanya tersedia dan terjangkau, seperti pangan. Mungkin yang lebih penting, namun juga paling sulit, kita harus bangun budaya terbuka di mana kita tak hanya tolerir perbedaan kita tapi menghormati perbedaan kita secara tulus," imbuhnya.
(ags/gen)