Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) telah menyertifikasi 184 perusahaan sawit hingga saat ini guna memastikan keberlangsungan bisnisnya terjaga tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan sekitar. Hingga akhir tahun ini ditargetkan sebanyak 200 perusahaan sawit mengantongi sertifikat ISPO.
"Sampai saat ini ada 149 industri yang telah disertifikasi dan pada hari ini akan ada 35 perusahaan yang akan dikukuhkan untuk memperoleh pengakuan ISPO sehingga jumlahnya menjadi 184 industri," tutur Hendrajat Natawidjaja, Kepala Sekretariat Komisi ISPO di Hotel Borobudur, Rabu (3/8).
PT Bina Sawit Abadi Pratama dan PT Kurniawan, kata Hendrajat, merupakan bagian dari 35 perusahaan kelapa sawit yang baru mendapatkan sertifikat ISPO.
Sertifikat ISPO, jelasnya, merupakan bentuk komitmen pemerintah bersama dengan industri kelapa sawit di Indonesia untuk menciptakan produk olahan kelapa sawit seperti crude palm oil (CPO) yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini komitmen kepada dunia internasional, pada pasar global, bahwa kita bangun kelapa sawit yang berkelanjutan. Supaya keluar dari permasalahan yang dikeluhkan LSM bahwa produk kelapa sawit ini tidak ramah lingkungan," ujarnya.
Menurut Hendrajat, pemerintah akan terus melakukan upaya sistemastis untuk menyosialisasikan keberadaan sertifikat ISPO ini kepada dunia internasional. Hal itu salah satunya dilakukan dengan cara menggandeng lembaga sertifikasi internasional.
Diharapkan, tambah Hendrajat, keberadaan sertifikat ISPO bisa membuat produk CPO Indonesia lebih diterima oleh masyarakat dunia, khususnya di Eropa di mana kampanye hitam (black campaign) pada produk CPO kerap terjadi.
"Kami sudah berkomitmen ISPO ini yang digunakan industri kelapa sawit tetapi kami juga membutuhkan dukungan agar standar ini diakui dunia luar," ujarnya.