Jakarta, CNN Indonesia -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk membutuhkan pembiayaan Rp100 triliun hingga 2018 untuk membangun sejumlah proyek jalan tol di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Penerbitan obligasi menjadi opsi utama yang akan diambil perseroan guna menutup 70 persen pembiayaan.
"Dari Rp100 triliun, sebanyak Rp30 triliun dalam bentuk ekuitas dan Rp70 triliun lainnya akan kita upayakan instrumen lain, misalnya obligasi," ungkap Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq di Bursa Efek Jakarta, Kamis (4/8).
Untuk tahap awal, Choliq memberikan sinyal obligasi baru akan diterbitkan sekitar September, bersamaan dengan pertengahan periode pelaporan dana repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kata Choliq, Waskita masih harus mengamati kondisi pasar sebelum merilis surat utang.
Dari sisi ekuitas, jelasnya, perseroan masih menyisir sumber-sumber pendanaan yang setidaknya dapat menghasilkan dana Rp20 triliun sampai dengan akhir tahun ini. Pasalnya, saat ini, total aset perusahaan yang sebesar Rp40,4 triliun, berasal dari cadangan ekuitas Rp10,3 triliun dan utang berbunga Rp16,3 triliun.
Pada kesempatan tersebut, Choliq mengungkapkan keputusan perseroan menurunkan target laba bersih tahun ini menjadi Rp1,7 triliun. Sebelumnya, Waskita masang target laba sebesar Rp2 triliun, yang rencananya merupakan kombinasi dari laba operasional Rp1,5 triliun dan laba penjualan Rp520 miliar.
Pada semester I 2016, Waskita Karya meraup laba bersih sebesar Rp582 miliar atau tumbuh 240 persen dari periode yang sama tahun lalu. Hal itu berkat pendapatan usaha yang meningkat 103 persen menjadi Rp8,08 triliun.
(ags)