Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom dan analis menilai pertumbuhan ekonomi di Indonesia semester I 2016 yang mencapai 5,18 persen merupakan hal yang di atas ekspektasi. Hal itu dinilai mampu membuat aliran dana asing semakin deras.
Ekonom PT Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih menyatakan, berdasarkan perkiraannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai hanya tumbuh 5,04 persen dari kuartal I 2016 kemarin.
"Perkiraan di Samuel Asset hanya 5,04 persen didukung dari konsumsi rumah tangga yang memang meningkat. Peran konsumsi rumah tangga kan memang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi yang 5,04 persen itu konsumsi rumah tangganya malah ya," ujar Lana kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, pada kuartal II ini, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 55,23 persen bagi pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, perannya menurun jika dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 57,04 persen.
Kondisi ini, lanjut Lana, tentu akan mendongkrak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk lebih menguat lagi. Terlebih lagi IHSG juga mendapat sentimen global yang sejak dua hari kemarin harga minyak mentak dunia membaik.
"Ini membuat sentimen positif di banyak bursa sebenarnya, tidak hanya Indonesia. Hari ini sebagian bursa menguat," jelasnya.
Tak hanya itu, arus dana asing yang masuk ke Indonesia pun turut membanjiri pasar modal Indonesia. Terlebih dengan pertumbuhan ekonomi yang hingga 5,18 persen ini. Arus dana asing sendiri juga dipengaruhi oleh pemberian stimulus dari tiga bank sentral yang masih aktif memberikan stimulus.
"Tapi memang bukan hanya Indonesia yang kena, banyak pasar modal yang dapat limpahan dana asing. Nah Indonesia ini juga lumayan dapatnya," imbuhnya.
Berdasarkan data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI), arus dana asing yang masuk ke pasar saham mencapai Rp31 triliun per akhir perdagangan Kamis (4/8).
Namun, Lana menyayangkan kondisi keuangan pemerintah yang saat ini sedang buruk. Hal itu membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memangkas anggaran belanja Kementrian/Lembaga untuk beberapa kegiatan yang dinilainya tidak penting.
Dengan kondisi seperti ini, maka tentu akan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, disebabkan kurangnya pendapatan dari karyawan-karyawan tersebut. Dengan begitu, Lana memprediksi perekonomian Indonesia akan melambat pada kuartal III menjadi 4,9 persen.
Sementara, analis Lauthandana Securities Krishna Setiawan mengaku terkejut dengan rilis data BPS yang menyatakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen. Hal tersebut merupakan di luar ekspektasi banyak pihak, di mana banyak pihak yang memprediksi kenaikan ekonomi Indonesia hanya 5 persen.
"Jadi di atas ekspektasi, pasar cuma berharap 5 persen. Ini kejutan, naiknya lumayan banyak," katanya.
Maka dari itu, ia begitu optimistis IHSG hari ini dapat menyentuh level 5.515. Menurutnya, saham yang diburu oleh pelaku pasar saat ini ialah perbankan dan infrastruktur. Selain itu, IHSG masih terus tercatat
net buy (beli bersih).
"Dari tanggal 21 Juni sampai sekarang, hanya satu hari IHSG tercatat
net sell (jual bersih)," paparnya.
Maka dari itu, IHSG tidak memiliki sentimen negatif hingga saat ini. Dengan begitu tidak ada alasan bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi ambil untung. Menurutnya, pekan depan IHSG dapat menyentuh level 5.500.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup menguat hari ini, Jumat (5/8). Indeks naik sebesar 42,92 poin (0,79 persen) ke level 5.416 setelah bergerak di antara 5.377-5.427.
Sementara di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah menguat 25 poin (0,19 persen) ke Rp13.118 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp13.088-Rp13.130.
RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi sebesar Rp9,19 triliun dengan volume 7,91 miliar lembar saham. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp526 miliar.
Sebanyak 160 saham naik, 125 saham turun, dan 93 saham tidak bergerak. Sementara delapan dari 10 sektoral menguat. Penguatan terbesar dialami oleh sektor keuangan yang menguat sebesar 1,93 persen.
Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik sebesar 0,06 persen, indeks Kospi di Korsel naik sebesar 0,76 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 1,39 persen.
Kemudian, mayoritas indeks saham di Eropa bergerak melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks FTSE100 di Inggris naik 1,59 persen, indeks DAX di Jerman naik 0,57 persen, dan indeks CAC di Perancis naik 0,66 persen.
(gir)