Separuh Tahun, Grup MNC Ditopang Bisnis Media dan Properti

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 08 Agu 2016 15:52 WIB
Gurita bisnis milik Hary Tanoesodibjo ini mampu bertahan di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi karena ditopang oleh bisnis properti dan medianya.
Gurita bisnis milik Hary Tanoesodibjo ini mampu bertahan di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi karena ditopang oleh bisnis properti dan medianya. (Dok. MNC Group)
Jakarta, CNN Indonesia -- Separuh pertama tahun ini dilalui Grup MNC dengan kinerja yang positif. Gurita bisnis milik Hary Tanoesodibjo ini mampu bertahan di tengah gelombang ketidakpastian ekonomi karena ditopang oleh bisnis properti dan medianya.

Dari tujuh perusahaan di lantai bursa (emiten) yang tergabung dalam grup MNC, dua di antaranya mengalami kerugian, yakni PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) dan PT Indonesia Transport dan Infrastructure (IATA).

Sementara, kelima emiten lainnya mengalami kenaikan laba bersih atau mengalami laba setelah periode yang sama tahun sebelumnya sempat merugi. Maka bisa dikatakan, emiten-emiten dari grup MNC ini berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik pada paruh pertama tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data yang dihimpun CNNIndonesia.com, MNC Kapital Indonesia membukukan adanya kenaikan pendapatan sebesar 11,77 persen menjadi Rp740,71 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp662,67 miliar. Meskipun mengalami kenaikan pendapatan, rupanya tidak dapat menopang pertumbuhan laba bersih, perusahaan merugi sebesar Rp20,21 miliar jika dibandingkan sebelumnya yang mendapatkan untung Rp42,50 miliar.

Tak hanya MNC Kapital, Indonesia Transport dan Infrastructure juga mengalami kerugian pada periode kali ini. Namun bedanya, kerugian yang dialami perusahaan meningkat 33,85 persen menjadi US$3,40 juta jika dibandingkan kerugian yang menimpa perusahaan pada sebelumnya sebesar US$2,54 juta. Kerugian yang dialami perusahaan ini juga sejalan dengan menurunnya pendapatan sebesar 10,90 persen menjadi US$8,25 juta dari sebelumnya US$9,15 juta.

Sementara, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mengalami pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada periode ini. Di mana perusahaan berhasil mencatatkan sedikit kenaikan pendapatan sebesar 6,90 persen atau menjadi Rp3,56 triliun dari sebelumnya Rp3,33 triliun. Hal ini tentunya berdampak pada laba bersih yang didapat perusahaan sebesar Rp1 triliun dari sebelumnya Rp696,38 miliar atau naik 43,5 persen.

Sementara, lini usaha properti, PT MNC Land Tbk (KPIG) mengalami penurunan pendapatan sebesar 14,93 persen atau menjadi Rp473,66 miliar dari sebelumnya Rp544,42 miliar. Kendati mengalami penurunan pendapatan, tetapi perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 201,82 persen dari sebelumnya Rp200,87 miliar menjadi Rp606,27 miliar.

Melonjaknya laba MNC Land disebabkan keuntungan dari pelepasan kepentingan asosiasi mencapai Rp417,43 miliar, dari sebelumnya hanya Rp59,98 miliar.

Analis Daewoo Securities Franky Rivan menyatakan, tingginya laba bersih yang diterima oleh perusahaan didapatkan dari penjualan saham MNC Land yang dilakukan pada Februari lalu sebanyak 5,18 persen. Dari penjualan tersebut, MNC Land meraup dana sekitar Rp400 miliar, sehingga dana tersebut dapat menambah laba perusahaan hingga semester I ini.

“Itu tidak bisa dikatakan bagus, karena kan pendapatannya turun tetapi laba bersih naik. Jadi laba bersih tidak sepenuhnya didapat dari aktivitas propertinya,” ujar Franky Rivan kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/8).

Menurutnya, MNC Land sendiri fokus pada proyeknya berupa taman bermain (theme park) di Bogor dan Sukabumi saat ini. Namun, Franky sendiri belum bisa melihat apakah bisnis tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan atau tidak. Pasalnya, jika berjualan properti pada umumnya tentu akan menguntungkan bagi perusahaan meskipun mungkin hanya sedikit, berbeda dengan taman hiburan yang masih belum terlihat akan seperti apa.

“MNC Land membangun theme park besar kayak di Singapore, jadi kami kurang excited soalnya lihat kenyataannya sendiri dampaknya apakah akan meningkatkan pendapatan atau tidak masih belum jelas untuk perusahaan itu. Saat ini MNC Land memang ada penjualan properti di Surabaya, tapi tidak begitu menggairahkan, pendapatan saja turun kan,” jelasnya.

Emiten selanjutnya yang mengalami kenaikan laba bersih secara signifikan, yaitu PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Emiten tersebut mencatatkan kenaikan laba bersih mencapai 208,83 persen menjadi Rp601,54 miliar dari sebelumnya Rp194,78 miliar.

Meski terjadi kenaikan laba secara signifikan, tetapi pendapatan emiten terlihat turun tipis sebesar 1,09 persen menjadi Rp5,46 triliun dari sebelumnya Rp5,52 triliun. Adapun laba bersih melonjak karena ditopang kuntungan kurs mata uang sebesar Rp350,45 miliar, dari sebelumya rugi kurs hingga Rp454,24 miliar.

Sementara itu, dua emiten lainnya mengalami untung setelah dilanda kerugian pada periode semester I 2015. Dua emiten tersebut, yakni PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) dan PT MNC Investama (BHIT). MNC Sky menorehkan keuntungan sebesar Rp87,29 miliar dari sebelumnya yang merugi sebesar Rp293,80 miliar. Meski begitu, pendapatan tercatat turun sebesar 3,89 persen menjadi Rp1,54 triliun dari sebelumnya Rp1,60 triliun.

Begitu juga dengan MNC Investama yang berhasil untung sebesar Rp446,04 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi sebesar Rp338,14 miliar. Namun, perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp6,29 triliun atau 2,86 persen dari sebelumnya Rp6,47 triliun. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER