Jakarta, CNN Indonesia -- Wall Street akhirnya melemah dari rekor tertinggi pada perdagangan Senin (8/8) karena penurunan saham farmasi mengimbangi penaikan harga minyak dan laporan tenaga kerja yang kuat.
Seperti dilansir dari
Reuters, kenaikan ke beberapa level tertinggi sepanjang masa sejak akhir Juni telah membuat indeks S&P 500 naik hampir 7 persen pada tahun 2016, dengan banyak investor khawatir tentang valuasi terlampau mahal.
"Ini adalah jeda alami untuk refleksi oleh pasar. Semua orang duduk di sana mengatakan, apa yang kita lakukan?" kata Brad McMillan, kepala investasi Commonwealth Financial Network.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Momentum adalah bagian besar dari itu. Orang takut kehilangan." imbuhnya.
Ditekan oleh pelemahan saham Bristol-Myers, Merck dan Allergan, indeks saham sektor kesehatan S&P 500 merosot 0,9 persen. Sementara indeks Nasdaq sektor biotek turun 1,1 persen.
Adapun harga minyak naik lebih dari 2 persen setelah sebuah laporan pekan lalu menunjukkan beberapa anggota OPEC telah menyerukan pembekuan dalam produksi.
Investor dinilai cemas tentang tumbuhnya tanda-tanda bahwa laba agregat indeks S&P 500 bisa menurun dalam enam kuartal berturut.
Analis yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan pendapatan kuartal ketiga turun 0,2 persen. Mereka memperkirakan kenaikan 0,2 persen pada Agustus.
Lebih lanjut, indeks S&P 500 sempat dibuka pada rekor tinggi sebelum berbalik menjadi negatif dan menutup hari dengan pelemahan 0,09 persen pada 2.180,89.
Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,08 persen menjadi berakhir pada 18.529,29. Adapun indeks Nasdaq Composite turun 0,15 persen menjadi 5.213,14.
Perdagangan tersebut adalah salah satu sesi paling lambat tahun ini. Sebanyak 5,86 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,56 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
Tujuh dari 10 indeks besar S&P 500 jatuh, dengan sektor farmasi turun paling dalam. Sementara indeks energi menanjak 1,22 persen, dengan saham Exxon Mobil naik 1,18 persen dan Schlumberger naik 1,6 persen.