IIF Kaji Penerbitan Obligasi pada Tahun Depan

CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 15:05 WIB
PT Indonesia Infrastructure Finance juga mengkaji penerbitan Reksa Dana Penyertaan terbatas (RDPT) melalui kerja sama dengan perusahaan manajer investasi.
PT Indonesia Infrastructure Finance juga mengkaji penerbitan Reksa Dana Penyertaan terbatas (RDPT) melalui kerja sama dengan perusahaan manajer investasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mengkaji penerbitkan obligasi pada awal tahun depan. Perseroan menyatakan hal tersebut tergantung dari tren pendanaan bulan September tahun ini.

“Karena kami harus lihat proyek kami, harusnya sih pipeline proyek infrastruktur banyak, bahkan mungkin akan lebih cepat dari perkiraan. Tapi sampai sekarang kami belum bisa pastikan akan keluarkan obligasi kapan, masih kami lihat dulu. Tapi mungkin Januari atau Februari tahun depan,” kata Direktur Utama IIF Arisudono Soerono, Selasa (9/8).

Selain akan menerbitkan obligasi kedua dan selanjutnya, IIF juga berencana menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Namun, perseroan terbentur aturan yang hanya memperbolehkan bagi perusahaan mengeluarkan PUB setelah dua tahun menerbitkan obligasi perdana. Sehingga, IIF dapat menerbitkan PUB dua tahun mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau yang itu, kami harus tunggu dua tahun lagi, kami sih mau kalau bisa,” jelasnya.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan bagi IIF untuk juga menerbitkan Reksa Dana Penyertaan terbatas (RDPT) melalui kerja sama dengan perusahaan manajer investasi (MI). Namun, Arisudono menyatakan hal tersebut masih perlu banyak dibicarakan dengan internal perusahaan.

“Masih dikaji,” katanya singkat.

Sebagai informasi, IIF telah menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun baru-baru ini yang diterbitkan dalam tiga seri, yakni seri A senilai Rp825 miliar, seri B Rp250 miliar, dan seri C sebesar Rp425 miliar. Arisudono menyatakan, penerbitan obligasi tersebut diterima baik oleh pasar.

“Respons dari pasar cukup baik. Untuk perusahaan yang baru tiga tahun berdisi, responsnya cukup baik. Jadi memang kami bilang sebanyak-banyaknya Rp2 triliun, tetapi kemarin kami batasi Rp1,5 triliun karena kami mau jaga cost of fund-nya,” paparnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER