Pertamina Tak Mau Dua Proyek Kilang Digantung Saudi Aramco

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 10 Agu 2016 13:55 WIB
Pertamina memberi tenggat Saudi Aramco untuk membuat keputusan apakah akan melanjutkan pengembangan kilang Dumai dan Balongan sampai bulan depan.
Pertamina memberi tenggat Saudi Aramco untuk membuat keputusan apakah akan melanjutkan pengembangan kilang Dumai dan Balongan sampai bulan depan. (Dok. Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) meminta Saudi Aramco segera membuat keputusan apakah akan melanjutkan kemitraan dalam meningkatkan kapasitas kilang Balongan dan Dumai atau tidak. Manajemen Pertamina mengaku hanya akan menunggu jawaban dari perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi sampai bulan depan.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan, komitmen calon mitra itu dibutuhkan karena Pertamina ingin mempercepat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan dan Dumai pada akhir tahun mendatang, dari jadwal sebelumnya di 2018.

“Kami masih memberikan komunikasi yang baik dan elegan ke Saudi Aramco. Kami harapkan satu bulan mendatang sudah ada keputusan dari mereka," jelas Rachmad, Rabu (10/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, kepastian Saudi Aramco juga dibutuhkan mengingat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua perusahaan akan kedaluwarsa pada November 2016 mendatang. Bahkan menurutnya, nota kesepahaman yang berlaku saat ini adalah perpanjangan yang kedua setelah kesepakatan ditandatangani pada 2014 silam.

Siap Swadaya

Jika memang Saudi Aramco tidak berminat melanjutkan MoU, Rachmad mengatakan Pertamina siap mencari mitra lain. Bahkan tak menutup kemungkinan proyek ini juga akan dilaksanakan secara swadaya, asal pemerintah mau membiayai kedua RDMP ini.

"Kalau memang Saudi Aramco tidak mau lagi ya jangan dipaksa. Karena masih banyak kok yang mau bermitra dengan kami. Sebetulnya bisa kok kami lakukan sendiri, asalkan ada pendanaannya saja dan pemerintah mau bantu," katanya.

Kendati demikian, ia memahami bahwa Saudi Aramco juta memiliki banyak proyek lain yang dianggap lebih prioritas. Sehingga, Rachmad bisa memaklumi jika sampai saat ini Saudi Aramco belum memberi keputusan yang final.

"Bukan maksud menilai mereka mampu atau tidak mampu, saya yakin Saudi Aramco mampu. Tapi apakah mereka mau ikut kami mempercepat dua proyek kilang ini, kami tidak tahu. Karena kalau proyek ini cepat selesai, kami juga bisa setop impor BBM secepatnya," jelas Rachmad.

Saudi Aramco sebelumnya telah sepakat bermitra dengan Pertamina untuk proyek RDMP di kilang Dumai, Balongan, dan Cilacap. Proyek RDMP Cilacap yang memakan dana US$5 miliar, kini sudah memasuki tahap penunjukkan kontraktor konstruksi. Selain itu, perusahaan patungan antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk proyek RDMP Cilacap diharapkan bisa selesai di tahun ini.

Ketiga proyek tersebut merupakan bagian dari penambahan kapasitas kilang Pertamina dari posisi saat ini 1,043 juta barel per hari menjadi 2 juta barel per hari di tahun 2023. Selain Dumai, Balongan, dan Cilacap, perusahaan juga melakukan RDMP bagi kilang Balikpapan yang dikerjakan secara swadaya, dan juga membangun kilang baru di Bontang dan Tuban. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER