Jakarta, CNN Indonesia -- Pabrikan mobil premium asal Jerman kian gencar menggandeng perusahaan pembiayaan untuk membantu meningkatkan penjualan di semester II 2016.
PT Mercedes-Benz Indonesia, misalnya, semakin tertarik untuk menjual unit mobilnya dengan bantuan perusahaan pembiayaan (
leasing) dalam beberapa tahun terakhir. Manajemen perusahaan bahkan ingin meningkatkan porsi penjualan melalui
leasing dari komposisi saat ini sebesar 50 persen.
Deputy Director Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, momentum pameran seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) sangat tepat untuk menjaring penjualan dengan skema
financing. Pasalnya, penjualan mobil pasti akan meningkat di helatan pameran dan membuka kesempatan untuk menarik pembeli baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mencontohkan helatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 lalu, di mana penjualan Mercedes-Benz menyentuh angka 400 unit. Penjualan itu ternyata mampu menyumbang 24,6 persen dari penjualan perusahaan semester I 2016 sebesar 1.626 unit.
"Maka dari itu, di event GIIAS kali ini kami juga lakukan program-program pembiayaan.
Leasing merupakan bagian penting dari penjualan kami, meski kadang konsumen ambil tenor yang singkat seperti satu atau dua tahun saja," jelas Kariyanto kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).
Melihat hal itu, perusahaan menciptakan beberapa program pembiayaan khusus selama GIIAS. Seperti bunga nol persen dengan tenor empat tahun dan bunga cicilan rendah bekerja sama dengan tiga perusahaan pembiayaan, yaitu PT Mandiri Tunas Finace, PT Mandiri Utama Finance, dan PT BCA Finance. Konsumen bisa memilih lembaga pembiayaan yang ingin digunakan, masing-masing dengan tawaran yang berbeda-beda.
"Tapi kalau pembeli nyaman dengan lembaga pembiayaan mereka yang lama dan masih ingin menggunakan itu ya silahkan saja. Buat kami yang penting mobil terjual," jelasnya.
Sayangnya, program khusus itu tak berlaku bagi tujuh mobil baru yang diluncurkan Merceds-Benz sepanjang GIIAS berlangsung. Kariyanto menjelaskan, program cicilan mudah itu hanya bisa digunakan bagi pembelian model-model lama.
"Karena kalau model baru dikasih bunga khusus juga, artinya kan kami perlu subsidi ke lembaga
financing. Ini kami lakukan untuk menghabiskan stok-stok mobil yang kami miliki saja. Bahkan, kami juga adakan diskon 0,5 persen hingga 5 persen, tapi itu untuk kelas-kelas yang lama saja" tambahnya.
Strategi BMWSementara itu BMW Group Indonesia memilih untuk menggunakan strategi yang berbeda dengan saudara satu negaranya tersebut.
"Kami tak ada program khusus
leasing untuk GIIAS kali ini, tapi kami kan punya program pembiayaan yang bekerjasama dengan PT Bank Maybank Indonesia. Program itu kan berlaku sepanjang tahun, dan itu masih berlaku di dalam pameran kali ini," terang Jodie O'Tania, Head of Corporate Communication BMW Group Indonesia.
Di samping itu, perusahaan juga tidak memiliki program diskon khusus layaknya Mercedes-Benz. Jodie mengungkapkan, pembeli BMW adalah golongan masyarakat yang tak terpengaruh dengan perubahan harga, sehingga program diskon dianggap tidak akan efektif dalam menggenjot penjualan.
"Kami tidak memberi diskon untuk model tertentu. Bahkan kalau menurut data kami, semakin tinggi kelasnya, maka semakin jarang orang membayar dengan
leasing. Artinya memang motivasinya bukan di harga," tambahnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh produsen asal Jerman lainnya, Audi, yang mengaku tidak ada program khusus pembiayaan selama GIIAS berlangsung. Kendati demikian, perusahaan berminat untuk melakukan penjualan dengan metode pembiayaan, karena trennya sedang meningkat.
Andrew Nasuri, Presiden Direktur PT Garuda Motor Indonesia, selaku importir dan distributor Audi di Indonesia, mengatakan, saat ini pembelian secara
financing mengambil porsi 40 persen dari total penjualan. Kendati demikian, perusahaan belum ada rencana untuk menggaet lembaga pembiayaan sebagai mitra.
"Kami hanya melihat pembelian
leasing adalah hal yang cukup potensial," jelasnya.
(gen)