Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memperkirakan defisit fiskal akan melebar pada tahun depan menjadi Rp332,8 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Selisih kurang antara penerimaan dan belanja negara tersebut membengkak dibandingkan dengan target defisit APBN 2016 yang sebesar Rp296,7 triliun atau 2,35 persen PDB.
Dalam pidato Presiden Joko Widodo dalam rapat paripurna DPR siang ini, Selasa (16/8), terungkap penyebab pelebaran defisit fiskal pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi penerimaan negara, setorannya diprediksi turun sebesar Rp48,6 triliun dari target tahun ini menjadi Rp1.737,6 triliun.
Sementara dari sisi belanja negara, meski dipangkas Rp12,9 triliun menjadi Rp2.070,5 triliun masih tetap lebih besar dari setoran yang diharapkan masuk ke kas negara.
Sekalipun defisit melebar, Jokowi menjamin rasio utang terhadap PDB akan dijaga batas aman dan terkendali.
Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pemboayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total utang pemerintah hingga akhir tahun lalu (2015) mencapai Rp3.165,17 triliun atau 27,4 persen dari PDB. Kecenderungan rasio utang meningkat dalam lima tahun sebelumnya, dimana pada 2014
debt to GDP Indonesia sebesar 24,7 persen PDB (Rp2.608,8 triliun).
(ags/gen)