Menko Luhut Evaluasi Ulang Rekomendasi Izin Ekspor Freeport

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2016 13:20 WIB
Menko Kemaritiman yang juga menjabat sebagai Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan akan mengevaluasi ulang kebijakan terakhir Arcandra Tahar tersebut.
Menko Kemaritiman yang juga menjabat sebagai Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan akan mengevaluasi ulang kebijakan terakhir Arcandra Tahar tersebut. (CNN Indonesia/Gautama Padmacinta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan menyoroti kebijakan mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar yang menerbitkan rekomendasi izin ekspor konsentrat bagi PT Freeport Indonesia sampai 11 Januari 2017.

"Saya pelajari lagi nanti. Tapi saya kira, kebijakan soal Freeport ini harusnya sama dengan apa yang telah kami usulkan waktu menjadi Kantor Staf Presiden (KSP),” kata Luhut, Selasa (16/8).

Tahun lalu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menyampaikan, perpanjangan kontrak Freeport baru bisa diajukan pada 2019 atau dua tahun sebelum kontrak berakhir pada 2021. Hal ini sudah disampaikan melalui memo kepada Presiden Joko Widodo pada 17 Juni 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi juga sempat rapat bersama Staf Khusus Menko Polhukam Lambok Nahatand pada 2 Oktober 2015. Berdasarkan memo dan rapat itu, Jokowi menyatakan, perpanjangan Freeport bisa diajukan 2019 dengan lima syarat negosiasi yakni pembangunan ekonomi Papua, meningkatkan konten lokal, memperbesar royalti, melakukan divestasi saham, dan menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter.

Disamping masalah Freeport, Luhut mengaku akan meneruskan program kerja Arcandra yang menjabat sebagai Menteri ESDM hanya selama 20 hari setelah tadi malam dipecat Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena memiliki dua kewarganegaraan.

"Semua jalan. Tidak ada yang berubah karena bagus kebijakan-kebijakan yang dilakukan Pak Arcandra. Kebijakan yang sangat republik dan bisa dilakukan nah itu kami terusin," kata Luhut.

Dia menyebutkan, pembahasan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Blok Mahakam, dan Laut Natuna yang telah dilakukan bersama PT Pertamina (Persero) akan dilanjutkan. Termasuk proyek pengadaan pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW).

Selain itu, Luhut juga mendukung potensi penghematan investasi pembangunan fasilitas pengolahan Liquefied Natural Gas blok Masela di darat (onshore) karena bisa menghemat investasi hingga US$4,5 miliar sesuai perhitungan Arcandra.

"Bisa sekali. Sangat bisa karena terlalu banyak angka-angka yang saya lihat terlalu tinggi. Menurut Pak Arcandra ya," kata dia. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER