IHSG Diprediksi Menguat Ditopang Komoditas Tambang

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 08:45 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan memiliki peluang menguat hari ini karena ditopang naiknya sejumlah harga komoditas tambang dan energi.
Indeks Harga Saham Gabungan memiliki peluang menguat hari ini karena ditopang naiknya sejumlah harga komoditas tambang dan energi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (24/8), seiring dengan bangkitnya harga sejumlah komoditas tambang dan energi.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pasar saham global berhasil kembali di teritori positif tadi malam setelah dua hari perdagangan sebelumnya terkoreksi.
Ia merinci indeks Eurostoxx di Uni Eropa naik hingga 1,1 persen di 2.993,73. Di Wall Street, indeks Dow Jones tutup di 18.547,30 atau hanya menguat 17,88 poin (0,1 persen) setelah sempat menguat 100 poin di sesi awal, begitu juga dengan indeks S&P yang menguat tipis 0,2 persen di 2.186,90.

“Penguatan di bursa saham global tadi malam dipicu kekhawatiran kenaikan tingkat bunga di AS setelah data ekonomi yang keluar bervariasi,” terang David dalam risetnya, Rabu (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David menjelaskan, penjualan rumah baru Juli di AS naik 31,3 persen secara tahunan yang mencapai 654 ribu, atau di atas perkiraan 575 ribu. Menurutnya, angka tersebut merupakan penjualan bulanan tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

Namun, di sisi lain aktivitas manufaktur di AS melemah. Hal ini terlihat dari indeks manufaktur PMI di AS yang turun di 52,1 pada Agustus, di bawah ekspektasi 53,1 dan angka indeks bulan sebelumnya 52,9. Sementara, harga minyak di AS tadi malam menguat 1,5 persen di US$48,10 per barel.

Adapun, IHSG kembali mengalami koreksi kemarin. IHSG merosot ke level 5.417 atau turun 10,03 poin (0,2 persen). David menyatakan, pergerakan IHSG kemarin mencerminkan meningkatnya risiko pasar saham kawasan dan global menyusul spekulasi kenaikan bunga di AS menjelang akhir tahun ini.

Spekulasi kenaikan bunga di AS ini telah membuat dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang emerging market, termasuk rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemarin melemah di Rp13.222.

“Lalu untuk tekanan jual IHSG kemarin terutama melanda saham PT Astra International Tbk (ASII) dan sejumlah saham bank BUMN yang berkapitalisasi besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI),” papar David.

David memprediksi IHSG memiliki peluang menguat hari ini karena ditopang naiknya sejumlah harga komoditas tambang dan energi. Selain itu, rendahnya kekhawatiran kenaikan suku bunga juga berdampak positif terhadap laju IHSG hari ini.

"IHSG diprediksi berada dalam rentang support 5.370 dan resisten 5.450," katanya.

Sementara, Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.379-5.392 dan resisten 5.435-5.461. Menurutnya, pelemahan IHSG kemarin merupakan semacam cooling down dari pelaku pasar dalam menantikan sentimen berikutnya untuk mendorong indeks kembali ke teritori positif.

“Harapannya ada penguatan dalam 1-3 hari ke depan, sehingga dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk meminimalisir risiko,” kata Reza dalam risetnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER