Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Brand Forum (IBF) pencetus wadah perusahaan keluarga bernama Indonesia Inc, sudah bisa memprediksi kelemahan utama sinergi tersebut terletak pada ego bisnis masing-masing keluarga. Oleh karena itu, IBF memprediksi Indonesia Inc tidak akan sesolid Zaibatsu di Jepang atau Chaebol di Korea Selatan.
Program Director IBF Yuswohady menuturkan, grup perusahaan keluarga besar di dua negara tersebut memiliki budaya kekeluargaan yang sangat kental.
Ia menjelaskan, dalam grup tersebut para pemegang saham dapat bertukar posisi antar satu perusahaan ke perusahaan lainnya yang tergabung dalam satu grup. Sehingga, kolaborasi di Jepang dan Korea terkesan lebih fleksibel mengikuti perkembangan bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut menurutnya, akan sulit diterapkan di Indonesia. Menurutnya, meski budaya kekeluargaan di Indonesia juga tidak kalah kental dengan Jepang dan Korea Selatan, tetapi masing-masing keluarga memiliki ego terhadap perusahaannya.
“Indonesia sebenarnya budaya gotong royong dan kekeluargaannya kuat, tapi di sini masih ada nasionalisme masing-masing perusahaan, jadi otomatis tidak akan pernah bisa seperti dua negara itu,” ungkap Yuswohady, Rabu (24/8).
Ia menilai budaya Indonesia sudah tercemar oleh budaya bisnis perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) yang individualis. Berbeda dengan budaya Jepang dan Korea Selatan. Inilah ketakutan terbesar dari IBF dengan ide yang diusungnya tersebut untuk membentuk sinergi antar perusahaan keluarga besar.
“Saya tidak tahu bisa atau tidak diterapkan, saya takutnya di sini tidak bisa,” tuturnya.
Rentan KorupsiSelain sinergi mudah bubar karena ego masing-masing keluarga, Yuswohady menyatakan Indonesia Inc rentan akan aksi korupsi. Hal ini karena perusahaan keluarga di Indonesia kental akan praktik Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) karena kedekatannya dengan penguasa.
"Yang saya takutkan adanya praktik korupsi, kan ini rentan KKN ya, kalau di Jepang dan Korea itu mereka bersih sekali," ungkapnya.
Baca juga:
Faisal Basri: Kekayaan Indonesia Dikuasai Kroni Penguasa (gen)