Bank UOB Sediakan Layanan Fintech Lewat The FinLab

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 31 Agu 2016 11:13 WIB
The FinLab merupakan program akselerasi yang mengumpulkan startup-startup potensial yang mampu mengubah teknologi baru menjadi layanan finansial.
Janet Young, Head of Group Channels and Digitalisasion UOB, saat memaparkan layanan keuangan berbasis digital (fintech) di sela-sela acara Indonesia Fintech Festival and Conference di ICE BSD. (CNN Indonesia/Christine Nababan)
Jakarta, CNN Indonesia -- United Overseas Bank Limited (UOB) melakukan kolaborasi dengan perusahaan rintisan layanan keuangan berbasis teknologi (startup financial technology/fintech) demi meningkatkan layanan nasabah. Bank yang berkantor pusat di Singapura ini merangkul The FinLab.

The FinLab merupakan program akselerasi yang mengumpulkan startup-startup potensial yang mampu mengubah teknologi baru menjadi layanan finansial. Bagi UOB, startup binaannya tersebut membuat layanan perbankannya lebih mudah, aman, dan bernilai tambah.

“Dari sekitar 200 startup fintech yang ingin bekerja sama dengan kami, ada delapan di antaranya yang saat ini telah berkolaborasi melalui The FinLab. Masing-masing memperoleh S$ 30.000 untuk menciptakan ekosistem fintech dan melengkapi layanan kami kepada nasabah,” ujar Janet Young, Head of Group Channels and Digitalisation UOB, Rabu (31/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Delapan startup fintech tersebut, sambung dia, juga mendapatkan pengetahuan lebih mendalam dan panduan dari para ahli tentang layanan keuangan. Startup fintech binaan UOB ini fokus dalam menciptakan solusi pembayaran, wealth management, customer experience management, big data analytics, mobile banking, dan layanan perbankan untuk usaha kecil dan menengah (UKM).

Menurut Janet, unit kerja commercial dan bussines banking UOB dikenal aktif menyambut teknologi digital, terutama bagi nasabah UKM.

“Kami berkomitmen untuk menemukan ide-ide kreatif, dan inovatif untuk meningkatkan customer experience yang menarik,” imbuh dia.

Startup fintech yang dirangkul UOB sendiri akan melayani seluruh wilayah operasional perusahaan di dunia, tak terkecuali Indonesia. Apalagi, Janet menilai, operasional di Indonesia yang masih sangat potensial, mengingat indeks keuangan inklusif (IKI) nasional masih berkisar 36 persen.

“Permintaan pasar terhadap layanan perbankan di Indonesia masih sangat tinggi. Makanya, kami ingin tingkatkan layanan nasabah untuk menggarap pasar yang lebih luas lagi. Startup fintech akan membantu kami ke arah sana,” pungkasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER