Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktuatif berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Jumat (2/9), seiring rendahnya kekhawatiran wacana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September ini.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengemukakan, saham Wall Street tadi malam ditutup stagnan di tengah penantian pasar atas data tenaga kerja AS yang akan rilis akhir pekan ini.
"Tadi malam pasar digerakkan dengan data aktivitas manufaktur di AS yang mengalami kontraksi diluar perkiraan sebelumnya. Indeks ISM Manufacturing PMI Agustus di AS dibawah perkiraan," terang David dalam risetnya, dikutip Jumat (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini mengindikasikan terjadinya kontraksi pada sektor manufatur AS untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. Data yang kurang menggembirakan tersebut meredakan kekhawatiran kenaikan bunga di September ini.
Sementara, David merinci indeks DJIA tadi malam tutup di 1.8419,30 naik tipis 0,10 persen dan indeks S&P tutup stagnan di 2.170,86. Adapun, harga komoditas minyak mentah kembali turun tadi malam di AS hingga US$43,16 per barel atau terkoreksi 3,4 persen.
Pada perdagangan dalam negeri sendiri, IHSG ditutup melemah kemarin ke level 5.334 atau turun 51,53 poin (0,96 persen). Menurut David, tekanan jual kembali mendominasi perdagangan saham awal September kemarin, terutama dipicu penjualan bersih asing hingga mencapai Rp354,69 miliar yang melanda saham sektor infrastruktur seperti saham Perusahaan Gas Negara Tbk, Jasa Marga Tbk, dan Telekomunikasi Indonesia Tbk.
"Minimnya insentif positif dan meningkatnya resiko pasar kawasan emerging market telah menyurutkan minat belanja pemodal. Sebaliknya pemodal mulai mengalihkan sebagian dananya ke aset yang lebih aman (
save haven)," papar David.
Dari eksternal sentimen negatif terimbas kekhawatiran rencana kenaikan tingkat bunga
Fed Fund Rate (FFR) pada pertemuan FOMC September ini. Pasar saat ini menghadapi meningkatnya resiko aliran dana keluar menyusul kekhawatiran kenaikan bunga di AS.
Namun, David masih optimis IHSG masih memiliki peluang untuk menguat hari ini dengan
support 5310 dan resisten 5370.
"Pergerakan IHSG diperkirakan berfluktuatif dalam rentang terbatas berpeluang menguat terbatas menyusul redahnya kekhawatiran kenaikan bunga di AS bulan ini," jelasnya.
Sementara, William Surya Wijaya, analis Asjaya Indosurya Securities memprediksi IHSG bergerak dalam rentang
support 5.302 dan resisten 5.458. Menurutnya, IHSG masih bergerak dalam rentang konsolidasi setelah rilis data perekonomian yang terlansir deflasi.
"Ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian masih terlihat stabil sehingga dapat memberikan sentimen yang menopang pola gerak IHSG," pungkas William dalam risetnya.
(gen)