SKK Ramal Lifting Minyak Indonesia Merosot 41 Persen di 2020

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 05 Sep 2016 18:43 WIB
Lifting minyak Indonesia hanya akan mencapai 480 ribu bph hingga 550 ribu bph pada 2020 mendatang akibat penurunan produksi sumur-sumur tua.
Lifting minyak Indonesia hanya akan mencapai 480 ribu bph hingga 550 ribu bph pada 2020 mendatang akibat penurunan produksi sumur-sumur tua. (REUTERS/Raheb Homavandi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi memprediksi, lifting minyak Indonesia hanya akan mencapai 480 ribu barel per hari (bph) hingga 550 ribu bph pada 2020 mendatang.

Angka itu lebih kecil 33,93 persen hingga 41,46 persen apabila dibandingkan dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2016 sebesar 820 ribu bph.

Amien menjelaskan, penurunan yang tajam ini dikarenakan lapangan-lapangan minyak di Indonesia sudah berusia tua. Selain itu, harga minyak mentah yang belum menunjukkan perbaikan, membuat investor malas untuk melakukan investasi di masa depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini harga minyak US$40 per barel hingga US$50 per barel, sehingga yang ada malah pengurangan kegiatan migas. Hal itu berdampak pada penurunan laju produksi lapangan existing yang bisa sangat dalam. Terlebih, tidak ada rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) ukuran besar sampai 2020," jelas Amien di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (5/9).

Hal ini diperparah dengan adanya 35 Wilayah Kerja (WK) migas yang masa kontrak bagi hasil produksinya (Production Sharing Contract/PSC) habis hingga 2026. Pasalnya, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang lama pasti akan mengurangi investasinya selama masa transisi WK ke operator yang baru.

Jika investasi dikurangi, maka produksi minyak di sebuah WK bisa menurun. Setelah produksinya menurun, maka lifting juga dipastikan mengalami kondisi yang sama.

Lifting Gas

Kendati demikian, Amien memprediksi lifting gas masih stabil hingga 2020. Dari target APBNP 2016 sebesar 1.150 setara barel minyak per hari (BOEPD), lifting gas empat tahun mendatang diprediksi mencapai 1.100 hingga 1.200 BOEPD karena adanya penambahan produksi.

Namun, bukan berarti penambahan produksi ini tidak menemui hambatan baru. Amien khawatir, produksi gas yang melimpah ini tidak dapat diserap baik oleh pasar domestik maupun ekspor.

"Tetap masih ada kendala di penyerapan buyer nantinya. Tapi kami berharap lifting bisa lebih baik," terang Amien.

SKK Migas sendiri menargetkan lifting minyak tahun depan sebesar 780 ribu barel per hari, atau menurun 4,88 persen dibandingkan target APBNP 2016 sebesar 820 ribu barel per hari. Sementara itu, seluruh WK minyak di Indonesia menghasilkan lifting sebesar 822 ribu barel per hari per akhir Agustus 2016. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER