Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan kenaikan Fed Fund Rate atau suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) sebesar 0,25 persen di penghujung tahun nanti.
"Dari pantauan kami tahun ini suku bunga AS atau Fed Fund Rate itu naik kurang lebih 25 basis poin atau 0,25 persen," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo saat memberikan kuliah umum di Lembanga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), seperti dilansir ANTARA, Senin (5/9).
Perry mengatakan, kemungkinan suku bunga Fed akan naik satu kali tahun ini, antara bulan November atau Desember 2016. Kenaikan tersebut, kata dia, terlihat dari beberapa probabilitas kenaikannya yang memang lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, untuk tahun 2017, bank sentral mengasumsikan kenaikan suku bunga Fed sekitar dua kali dengan kemungkinan maksimal naik hingga tiga kali.
"Tahun depan, naik kurang lebih 50 basis poin sampai dengan 75 basis poin atau 0,5-0,75 persen," terang dia.
Perry meramalkan, berbagai spekulasi naik tidaknya suku bunga Fed dalam beberapa waktu terakhir didorong oleh melemahnya investasi di Amerika Serikat sebagai daya dorong ekonomi dibandingkan tahun 2013-2014.
"Ternyata, di AS sendiri, investasi sebagai daya dukung pertumbuhan yang mulai kelihatan (menguat) di 2013-2014, beberapa tahun terakhir kekuatan investasi suaka sebagai daya dorong ekonomi tidak sekencang yang diperkirakan. Sehingga, itu juga yang mengakibatkan Fed Fund Rate jadi maju-mundur, menimbulkan suatu ketidakpastian," imbuh Perry.
Ketidakpastian naiknya suku bunga Fed belakangan ini juga membuat ketidakpastian di pasar keuangan global yang berdampak pada aliran modal keluar dari Indonesia. Ia memperingatkan, Indonesia harus tetap waspada dalam kondisi ketidakpastian tersebut.
(bir/gen)