Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham AS menguat pada perdagangan Selasa (6/9), mendorong indeks Nasdaq ke rekor tertinggi karena data ekonomi dinilai menahan bank sentral AS (Federal Reserve) untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 46,16 poin atau 0,25 persen ke level 18.538,12, indeks S&P 500 naik 6,5 poin atau 0,3 persen ke angka 2.186,48. Sementara indeks Nasdaq Composite berakhir menguat 26.01 poin atau 0,5 persen di 5.275,91, rekor tertinggi.
Seperti dilansir dari
Reuters, indeks keuangan S&P yang cenderung menguat jika suku bunga dinaikkan, tergelincir 0,2 persen. Sementara indeks utilitas S&P, yang cenderung untung dari suku bunga rendah, naik 1,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data sektor jasa AS pada bulan Agustus lebih lemah dari yang diharapkan akan ditambahkan ke pandangan The Fed, dan dinilai bakal menahan penaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini.
"The Fed tidak mendapatkan dukungan dari data untuk kenaikan suku bunga, dan jadi kita melihat pasar naik sedikit lebih tinggi hari ini," kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Ia menilai, instrumen saham dinilai bakal mendapatkan keuntungan dari situasi suku bunga rendah, selama data ekonomi tidak menunjukkan perlambatan signifikan.
Apalagi, menurut data FedWatch CME Group, kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan September turun setelah rilis ekonomi tersebut.
Meskipun harga minyak berakhir melemah, indeks energi S&P 500 naik 1,5 persen, dibantu oleh akuisisi Enbridge untuk Spectra Energi dengan nilai sekitar US$28 miliar. Harga saham Spectra melonjak 13,4 persen menjadi US$41 per lembar.
Menurut data
Thomson Reuters, sekitar 6,6 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di atas 6,0 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir.