Kebijakan OPEC Tak Jelas, Harga Minyak Terombang-Ambing

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2016 09:41 WIB
Harga minyak jenis Brent turun 0,72 persen menjadi US$44,43 per barel, sedangkan West Texas Intermediaries (WTI) melemah 0,2 persen ke level US$43,32 per barel.
Harga minyak jenis Brent turun 0,72 persen menjadi US$44,43 per barel pada Senin (14/11), sedangkan West Texas Intermediaries (WTI) melemah 0,2 persen ke level US$43,32 per barel.(REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah ditutup melemah di bursa Amerika Serikat (AS), Senin (14/11).  Harga minyak jenis Brent turun 0,72 persen menjadi US$44,43 per barel, sedangkan West Texas Intermediaries (WTI) melemah 0,2 persen ke level US$43,32 per barel.

Kendati demikian, angka ini lebih baik dibandingkan pertengahan sesi di mana harga minyak Brent sempai anjlok menjadi US$43,57 per barel dan WTI sempat berada di posisi US$42,20 per barel.

Harga minyak memantul kembali setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Mentah (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memberikan harapan pemangkasan produksi menjelang pertemuan antar-anggota OPEC akhir November mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, diikutip dari Reuters, Arab Saudi, Iran, dan Irak sampai saat ini tak juga menunjukkan sinyal akan memangkas produksi minyaknya. Kurangnya kesepakatan antara anggota OPEC pasca pengumuman di bulan September lalu itu telah menekan harga minyak acuan, seperti Brent dan WTI.

Qatar, Aljazair, dan Venezuela dikabarkan akan memfasilitasi kesepahaman antar-anggota sebelum pertemuan OPEC di Wina, Austria berlangsung.

Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa konsensus anggota terkait pemangkasan produksi yang digaungkan pada September lalu merupakan hal yang paling penting dilakukan untuk OPEC saat ini.

Menurut catatan OPEC, produksi pada bulan Oktober telah mencapai 33,64 juta barel per hari, dan diperkirakan akan meningkat pada tahun depan. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER