Stok Dilaporkan Membengkak, Harga Minyak Anjlok

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 02 Nov 2016 07:46 WIB
American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah membengkak 9,3 juta barel hingga Oktober 28 lalu.
American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah membengkak 9,3 juta barel hingga Oktober 28 lalu.(REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (1/11), kemudian jatuh lagi setelah beberapa jam usai kelompok pedagang melaporkan persediaan minyak mentah AS meningkat sembilan kali lebih besar dari perkiraan.

Seperti dilansir dari Reuters, selama jam perdagangan reguler, harga minyak mentah sempat mencapai posisi terendah dalam satu bulan sebelum ditutup melemah.

Kemudian American Petroleum Institute (API) melaporkan stok minyak mentah membengkak 9,3 juta barel hingga Oktober 28 lalu. Padahal, analis yang disurvei oleh Reuters hanya memperkirakan peningkatan 1 juta barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan API datang menjelang data laporan resmi oleh pemerintah AS, yaitu Energy Information Administration (EIA), yang dianggap lebih dapat diandalkan.

Untuk diketahui, laporan API berdasarkan angka pada pelaporan sukarela oleh anggota, sedangkan EIA menggunakan sampel yang lebih besar. Jika data pemerintah menegaskan peningkatan stok tinggi, pedagang mengatakan harga minyak mentah bisa amblas.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 19 sen pada US$46,67. Selama sesi perdagangan, harga jatuh hingga US$46,20, terendah sejak 28 September. Setelah laporan API keluar, harga jatuh ke US$46,27.

Sementara harga minyak Brent mencapai titik terendah satu bulan di US$47,72 sebelum turun 47 sen pada US$48,14. Dalam perdagangan pasca-penyelesaian, harga jatuh ke US$47,86.

"Kami akan dengan mudah melihat WTI di harga US$45 jika laporan EIA menunjukkan kenaikan stok mengerikan seperti ini," kata Phil Davis, pedagang minyak mentah PSW Investments di Woodland Park, New Jersey.

Terakhir kali WTI diperdagangkan di sekitar level US$45 atau di bawah itu, adalah pada 27 September, sebelum Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengumumkan rencana pengurangan produksi pertama dalam delapan tahun untuk mengurangi pasokan berlebih minyak global.

Dalam minggu-minggu berikutnya, harga minyak Brent mencapai level tertinggi satu tahun dari US$53,73 dan WTI mencapai harga puncak 15-bulan di US$51,93 setelah Arab Saudi berbicara atas rencana tersebut, mengundang produsen non-anggota OPEC seperti Rusia untuk melakukan pemangkasan juga.

Namun, harga mulai jatuh lagi karena lebih banyak anggota OPEC mengatakan mereka tidak mau atau tidak untuk memangkas produksi, menciptakan keraguan pada apa yang akan dilakukan ketika bertemu pada 30 November di Wina. Dokumen resmi OPEC pada Senin lalu menunjukkan kelompok itu membuat kemajuan pada rencana, namun hanya sedikit meyakinkan pedagang. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER