Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelindo II (Persero) menargetkan kapasitas total terminal kontainer Pelabuhan Tanjung Priok hingga 11,5 juta TEUS per tahun setelah pembangunan Terminal Kalibaru tuntas.
Terminal Petikemas Kalibaru sebenarnya telah dioperasikan secara komersial sejak 18 Agustus 2016, tetapi pembangunannya belum tuntas 100 persen.
"Terminal Petikemas Kalibaru atau New Priok Container Terminal atau NPCT I siap melayani kebutuhan jasa kepelabuhanan khususnya untuk kargo petikemas," kata Dirut Pelindo II Elvyn G Masassyasaat peresmian pengoperasian NPCT 1 di Jakarta, Selasa (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian terminal tersebut pada Selasa ini, didampingi oleh Menko bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Jokowi mengungkapkan, saat ini semua negara sedang melakukan inovasi untuk mendukung daya saingnya. Pembangunan Terminal Kalibaru merupakan upaya Indonesia untuk meningkatkan daya saing khususnya dalam hal percepatan pelayanan di pelabuhan dan mengurangi waktu bongkar muat (
dwelling time).
"Selamat atas selesainya pembangunan New Priok Container Terminal yang pertama ini. Saya minta pengoperasiannya terintegrasi, bebas pungutan liar dan mengurangi
dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok," tutur Jokowi saat menghadiri peresmian Terminal Petikemas Kalibaru, Selasa (13/9).
Saat ini, kata Jokowi,
dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok masih di atas tiga hari. Padahal, Jokowi menginginkan
dwelling time bisa di kisaran dua hari untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan memangkas biaya logistik.
Peresmian kali ini merupakan bagian pertama dari lima bagian pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok. Ditargetkan, keseluruhan pembangunan proyek - terdiri dari tiga terminal petikemas dan dua terminal produk- rampung pada tahun 2019.
Jokowi memerintahkan agar keseluruhan pembangunan terminal baru di Tanjung Priok bisa rampung sesuai target yaitu tahun 2019.
"Proyek ini harus diselesaikan. Jangan menunggu, jangan memperlambat, " ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi memberi arahan kepada Pelindo II selaku pelaksana proyek untuk melibatkan swasta jika kesulitan finansial.
Terminal itu dioperasikan oleh joint venture company antara Pelindo II (IPC) TPK dan Komsosrsium Mitsui-PSA-NYK Line yaitu PT New Priok Container Terminal One (NPCT1). Terminal tersebut berkapasitas 1,5 juta TEUS per tahun.
Terminal Kalibaru dibangun untuk meningkatkan kapasitas secara bertahap guna mengantisipasi pertumbuhan arus petikemas dan kargo Pelabuhan Tanjung Priok.
Menurut Elvyn, kapasitas penanganan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok yang semula sekitar 5 juta TEUS per tahun pada 2009-2010, ditanggulangi dengan program jangka pendek dengan penataan konfigurasi terminal, penambahan peralatan dan penataan pola operasi menjadi 7 juta TEUS per tahun.
"Diharapkan kehadiran Terminal Petikemas Kalibaryu dapat memperlancar arus kapal dan barang dalam perdagangan domestik dan internasional," kata Elvyn.
Ia menyebutkan ke depan IPC akan membangun kapasitas, konektivitas dan integrasi logistik maritim.
"Besar harapan kami Terminal Petikemas Kalibaru juga dapat memperkuat rantai logistik Indonesia dan dunia serta mampu mempekuat daya saing dan perdagangan Indonesia di kancah dunia," kata Elvyn.
(ags)