Jakarta, CNN Indonesia -- Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar US$294 juta pada Agustus 2016, turun jika dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya US$513 miliar.
Secara kumulatif, surplus neraca dagang Indonesia yang terkumpul sejak Januari hingga Agustus 2016 sebesar US$4,38 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus NPI pada Agustus lalu tercipta berkat selisih lebih ekspor yang mencapai US$12,63 miliar dengan realisasi impor yang sebesar US$12,34 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibandingkan dengan ekspor bulan sebelumnya yang sebesar US$9,53 miliar, ekspor Agutus meningkat 32,54 persen. Namun, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu turun 0,74 persen.
Secara kumulatif, total nilai ekspor Januari-Agustus 2016 mencapai US$91,73 miliar, turun 10,61 persen dibandingkan ekspor tahun kalender 2015.
Sementara impor, terjadi kenaikan 36,84 persen pada Agustus dari US$9 miliar pada Juli menjadi US$12,34 miliar. Namun jika dibandingkan dengan nilai impor Agustus tahun lalu yang sebesar US$12,39 miliar, impor bulan lalu turun 0,49 persen.
Impor nonmigas menyumbang US$10,58 miliar pada Agustus, naik 40,9 persen jika dibandingkan dengan kontribusi Juli 2016.
Demikian pula dengan impor migas, tercatat naik 16,55 persen jika dibandingkan Juli 2016, menjadi US$1,76 miliar.
Namun jika dibandingkan dengan perolehan Agustus 2015, impor migas tercatat naik 2,84 persen, sedangkan impor migas turun 16,71 persen.
Secara kumulatif nilai impor Januari–Agustus 2016 mencapai US$87,35 miliar atau turun 9,42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$11,96 miliar (turun 31,64 persen) dan nonmigas US$75,39 miliar (turun 4,49 persen).
Peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2016 adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$559,7 juta (41,68 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung US$37,2 juta (35,63 persen).
Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Agustus 2016 adalah China dengan nilai US$19,45 miliar (25,80 persen), Jepang US$8,42 miliar (11,17 persen), dan Thailand US$5,90 miliar (7,83 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,84 persen, sementara dari Uni Eropa 9,27 persen.
Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Agustus 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 10,74 persen dan 12,86 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 11,79 persen.
(ags/gen)