Ekspor Anjlok Makin Parah, Surplus Neraca Dagang RI Menipis

Christie Stefanie & Safyra Primadhita | CNN Indonesia
Senin, 15 Agu 2016 12:12 WIB
BPS mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia selama Januari-Juli 2016 sebesar US$4,17 miliar, anjlok 27,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu
Pekerja mengatur arah truk kontainer yang terjebak banjir, di Kawasan Pergudangan Kampung Bandan, Jakarta, Selasa, 10 Februari 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Surplus Neraca Perdagangan Indonesia semakin menipis pada Juli tahun ini, akibat nilai ekspor yang anjlok semakin dalam dibandingkan penurunan impor.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia pada bulan lalu sebesar US$9,51 miliar, anjlok 26,67 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$12,97 miliar.  Apabila dibandingkan dengan capaian nilai ekspor Juli tahun lalu yang sebesar US$ 11,47 miliar, ekspor bulan lalu turun sebesar 17,02 persen.

Sementara, nilai impor Indonesia pada Juli 2016 tercatat sebesar US$8,92 miliar atau turun 26,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya US$12,09 miliar. Jika melihat perolehan impor Juli 2015 yang sebesar US$10,08 miliar, terjadi penurunan sebesar 11,56 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data ekspor dan impor bulan lalu, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar 598,3 juta, turun 33,6 persen jika dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$901 juta.

Kepala BPS Suryamin mengungkapkan, penurunan aktivitas perdagangan ini telah diprediksi sebelumnya. Pasalnya, bulan lalu bertepatan dengan momentum perayaan lebaran, yang memangkas hari kerja efektif  dari 22 hari menjadi sekitar 16 hari.

"Turunnya surplus neraca perdagangan disebabkan oleh berkurangnya hari kerja yang cukup signifikan," tutur Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (15/8).

Secara kumulatif total surplus neraca perdagangan yang dicatat BPS selama Januari-Juli 2016 adalah sebesar US$4,17 miliar. Angka itu anjlok 27,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$5,73 miliar.

Secara kumulatif, ekspor Januari-Juli 2016 turun 12,02 persen menjadi US$79,08 miliar. Sedangkan, impor Januari-Juli 2016 mencapai US$74,91  miliar atau negatif 10,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lebih lanjut, Suryamin menjelaskan, neraca migas pada Juli lalu mengalami defisit sebesar US$475,1 juta. Hal itu mengakibatkan melebarnya defisit neraca migas, yang selama periode Januari-Juli minus US$2,67 miliar.

Di sisi neraca nonmigas, Indonesia mencetak surplus pada Juli 2016 sebesar US$1,07 miliar. Dengan demikian, neraca nonmigas Indonesia sepanjang Januari-Juli positif US$6,85 miliar.

Di kawasan ASEAN, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2016 mengalami surplus sebesar US$218,8  juta. Hal yang sama juga terjadi dengan Uni Eropa yang tercatat surplus US$301,6 juta.

Jika dibandingkan dengan rekan dagang dari negara utama, neraca dagang Juli 2016 masih defisit terhadap Tiongkok sebesar US$882,3 juta. Hal itu menyebabkan defisit dagang Indonesia-Tiongkok sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini menjadi  US$9,74 miliar.

Namun demikian, neraca dagang Indonesia Juli 2016 masih mencatat surplus US$477 juta dengan Amerika Serikat, dengan Australia surplus sebesar US$25,8 juta dan dengan India positif US$495,4juta. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER