Bos Bappenas: Target Ekspor Tinggi Bagai Mimpi Siang Bolong

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 09 Agu 2016 20:10 WIB
BPS sebelumnya mencatat kinerja ekspor nasional hingga akhir paruh pertama tahun ini negatif 3,13 persen.
BPS sebelumnya mencatat kinerja ekspor nasional hingga akhir paruh pertama tahun ini negatif 3,13 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut pemerintah tidak bisa mengandalkan ekspor untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen. Pasalnya, ekspor nasional masih akan tertekan hingga akhir tahun.

“Mengharapkan ekspor yang tinggi hari ini seperti mimpi di siang bolong karena memang tidak mungkin ekspor bisa tinggi,” tutur Kepala Bappenas merangkap Menteri PPN Bambang P.S. Brodjonegoro, Selasa (9/8).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor nasional hingga akhir paruh pertama tahun ini negatif 3,13 persen. Sementara, pertumbuhan impor turun lebih dalam yaitu sebesar minus 4,04 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa tahun lalu, bekas Menteri Keuangan itu menyebut ekspor Indonesia diuntungkan oleh melesatnya harga komoditas. Kendati tak sedalam tahun lalu, harga komoditas masih tertekan sampai saat ini.

Guna menyiasati rendahnya harga komoditas, pemerintah perlu mendorong berkembangnya industri manufaktur dan jasa. Namun, pengembangan industri non-komoditas jelas membutuhkan waktu.

“Butuh waktu untuk Indonesia mendapatkan komoditas atau produk unggulan ekspor di luar komoditas yang dikenal selama ini,” ujarnya.

Investasi Tertahan

Di sisi lain, tahun ini pemerintah juga harus menghadapi perlambatan pertumbuhan investasi.

BPS mencatat, pertumbuhan investasi yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya tumbuh sebesar 5,06 persen secara tahunan pada kuartal II tahun ini atau lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya 5,57 persen.

Upaya mendorong investasi tidak mudah karena upaya perbaikan iklim investasi memakan waktu. Selain itu, perlambatan kinerja perekonomian global juga masih berlanjut pada tahun ini yang berdampak negatif pada sumber investasi asing.

“Mengandalkan investasi memang idenya bagus karena itulah kami memperbaiki iklim investasi dan kami upayakan agar FDI (foreign direct investment/investasi asing langsung) banyak datang ke Indonesia,” ujarnya.

Melihat hal itu, Bambang menilai perekonomian tahun ini masih mengandalkan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah yang berkualitas. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER