INKA Raup Kontrak Rp1,5 Triliun

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 18:42 WIB
Kontrak terbesar diperoleh dari proyek Kementerian Perhubungan, yakni mencapai 75-80 persen dari seluruh order yang ada.
Kontrak terbesar diperoleh dari proyek Kementerian Perhubungan, yakni mencapai 75-80 persen dari seluruh order yang ada. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Industri Kereta Api (Persero) menyatakan telah meraup kontrak senilai Rp1,5 triliun hingga saat ini, yang kebanyakan berasal dari proyek pemerintah.

Senior Manager Secretary, Public Relations, dan CSR PT INKA (Persero) Cholik Mochamad Zam Zam mengatakan, hingga akhir September 2016 nilai kontrak telah mencapai Rp1,5 triliun. Sementara, target nilai kontrak yang dipatok tahun ini mencapai Rp1,7 triliun.

"Kami optimistis bisa memenuhi target tersebut. Jika ditambahkan dengan kontrak atau pesanan 250 kereta penumpang dari Bangladesh yang saat ini sedang proses tender, maka target kami tahun ini sudah terlampaui," ujar Cholik seperti dilansir dari kantor berita Antara, Kamis (22/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cholik menjelaskan, target nilai kontrak tersebut meningkat dari tahun lalu yang mencapai Rp1,2 triliun. Dari nilai kontrak sebesar Rp1,2 triliun di tahun 2015, laba yang diperoleh INKA diperkirakan mencapai lebih dari Rp27 miliar.

Ia merinci, pesanan atau kontrak tersebut berasal dari berbagai pihak, baik instansi negeri, swasta, maupun pemesan luar negeri. Pemesanan terbesar diperoleh dari Kementerian Perhubungan, yakni mencapai 75-80 persen dari seluruh order yang ada. Sementara sisanya meliputi pasar ekspor dan swasta.

Secara keseluruhan, lanjutnya, kontrak kerja yang digarap PT INKA tahun ini antara lain, kereta ekonomi dan eksekutif "new concept" pesanan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), lokomotif, dan kereta lainnya dari Kementerian Perhubungan.

"Sementara untuk pasar ekspor, di antaranya INKA menggarap kereta penumpang pesanan Bangladesh sebanyak 150 unit dengan nilai kontrak mencapai hampir Rp900 miliar yang pengerjaannya dilakukan secara multi years," tuturnya.

Pihaknya optimistis bisa memenuhi target kontrak pejualan yang ditetapkan pada tahun ini maupun di masa mendatang. Hal itu menyusul teknologi INKA yang telah diakui oleh luar negeri, terlebih di pasar perkeretaapian tingkat ASEAN dan Asia Selatan.

Lebih lanjut, Cholik mengungkapkan, saat ini INKA juga sedang membidik pasar baru di Sri Lanka dengan mengikuti tender kereta rel diesel elektrik (KRDE) senilai US$70 juta.

Selain itu, sejumlah pasar ekspor lain yang telah menggunakan teknologi INKA di antaranya Bangladesh, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia. (antara/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER