Semarang, CNN Indonesia -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF akan menerbitkan surat utang senilai Rp1,17 triliun pada minggu depan guna mendukung pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 2017.
Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Risiko SMF mengatakan, berbekal rating AA+, obligasi SMF yang akan diterbitkan memiliki tenor lima tahun dengan kupon yang ditawarkan 8,6 persen,
"Mudah-mudahan minggu depan sudah closing dengan tenor 5 tahun, investornya sendiri berasal dari institusi seperti Dana Pensiun, Asuransi, Bank, dan BLU," ujar Trisnadi, Jumat (23/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, penerbitan obligasi merupakan salah satu cara perseroan mendapatkan dana untuk mensubtitusi penyaluran pembiayaan yang sudah dilakukan kepada 19 instusi keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan bank.
Hingga Juni 2016, jelasnya, SMF memiliki outsanding pinjaman sebesar Rp8,4 triliun dengan posisi surat utang mencapai Rp6,2 triliun. Penerbitan obligasi juga bertujuan mendongkrak kapasitas pembiayaan SMF yang setiap tahunnya rata-rata tumbuh hingga 20 persen.
"Setiap tahun kami selalu ditargetkan tumbuh penyaluran pinjamannya sekitar 20 persenan setiap tahun, atau ikut dengan pertumbuhan permintaan KPR secara nasional dari tahun ke tahun," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), SMF harus mampu membuat fasilitas KPR yang disalurkan melalui bank dan lembaga pembiayaan mampu dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Oleh sebab itu, BUMN yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan itu mengharapkan suntikan modal pemerintah melalui skema penyertaan modal negara (PMN) guna menunjang program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang tengah bergulir.
"Untuk tahun depan kelihatannya kami direncakan komitmen kurang lebih Rp1 triliun untuk membantu program pemerintah FLPP," jelas Ananta.
Hingga Juni 2016 posisi ekuitas perusahaan telah mencapai Rp5,3 triliun. Jumlah ini melonjak 77 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp4,09 triliun.
(ags)