Pertumbuhan KPR Melesat, Laba BTN Terkerek 25 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2016 18:30 WIB
Kredit KPR bersubsidi tercatat tumbuh 31,18 persen menjadi Rp49,8 triliun, sementara KPR non subsidi tercatat tumbuh 14,88 persen menjadi Rp57,15 triliun.
Laba BTN tumbuh 25 persen pada semester I 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba ditopang oleh bisnis penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang melesat. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan laba secara signifikan selama semester I 2016. Laba BTN meningkat 25,40 persen atau menjadi Rp1,04 triliun apabila dibandingkan dengan perolehan semester I 2015, yakni Rp831 miliar.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, kenaikan laba BTN di paruh pertama tahun ini disumbang oleh kenaikan permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang cukup tinggi. Permintaan KPR telah menyumbang pendapatan operasional BTN.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, tercatat pendapatan bunga bersih tumbuh 15,71 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp3,69 triliun. Sementara, pendapatan operasional lainnya sebesar Rp584 miliar atau tumbuh 12,56 persen dari semester pertama tahun lalu yang sebesar Rp519 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, rasio pendapatan bunga terhadap nilai bunga (Net Interest Margin/NIM) BTN tercatat turun menjadi 4,65 persen dari tahun lalu yang mencapai 4,73 persen. Penurunan tersebut menurut Maryono merupakan komitmen perseroan untuk terus menurunkan bunga pendapatan dan suku bunga kredit menjadi single digit.

"NIM perkiraan akhir tahun akan mencapai 5,1 persen. Kenapa? Karena, semester II, biaya dana (cost of fund) semakin turun akibat perubahan acuan moneter, dan adanya dana likuiditas dari dana repatriasi," ujarnya, Senin (25/6).

Adapun, dari sisi bisnis, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp149,3 triliun atau tumbuh 18,39 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut disumbang oleh penyaluran KPR yang mencapai Rp135,74 triliun atau tumbuh 20,23 persen dari tahun lalu.

Kredit KPR bersubsidi tercatat tumbuh 31,18 persen menjadi Rp49,8 triliun, sementara KPR non subsidi tercatat tumbuh 14,88 persen menjadi Rp57,15 triliun.

BTN juga mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit non perumahan sebesar 2,64 persen menjadi Rp13,57 triliun. "Dengan permintaan kredit yang signifikan, kami targetkan laba mencapai Rp2,4 triliun hingga akhir tahun," kata Maryono.

Di tengah tren kenaikan rasio kredit bermasalah di industri perbankan, BTN justru mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). NPL gross BTN turun dari 4,70 persen tahun lalu menjadi 3,41 persen selama semester I-2016.

Direktur BTN Sulis Usdoko bilang, penurunan NPL tersebut merupakan hasil kinerja BTN dalam merestrukturisasi perjanjian kredit nasabah yang bermasalah sejak tahun lalu.

"Kami antisipasi bila ditemukan sesuatu yang perlu perbaikan yang dalam konteks membantu nasabah dan debitur kita lakukan langkah proaktif salah satunya restrukturisasi. Selain itu, intensitas penjualan agunan kredit-kredit macet juga sudah konsisten sejak tahun lalu. Sehingga, kualitas kredit kami menjaga NPL di bawah 3 persen," pungkasnya. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER