Kadin Sesumbar Nilai Ekspor Indonesia Meroket 500 Persen

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2016 14:24 WIB
Jika nilai ekspor Indonesia tahun ini diprediksi US$150 juta, maka Kadin yakin angkanya bisa mencapai US$750 juta pada 2030.
Jika nilai ekspor Indonesia tahun ini diprediksi US$150 juta, maka Kadin yakin angkanya bisa mencapai US$750 juta pada 2030. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis bahwa nilai ekspor Indonesia bisa meningkat lima kali lipat dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun mendatang.

Jika nilai ekspor Indonesia tahun ini diprediksi US$150 juta, maka Kadin yakin angkanya bisa mencapai US$750 juta pada 2030.

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, masih banyak pasar ekspor serta jenis barang ekspor yang belum dijajaki Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi menurutnya, saat ini kapasitas ekspor Indonesia terbilang belum maksimal karena masih rajin menjual komoditas ke luar negeri yang belum memiliki nilai tambah.

Jika komoditas sudah memiliki nilai tambah dengan proses hilirisasi, ia yakin permintaan ekspor akan meningkat dan nilainya akan naik signifikan.

"Penekanan kami adalah industri yang memang sudah jadi champion di lokal, seperti kelapa sawit yang bisa dijadikan produk hilir. Lalu untuk industri raw material, seperti baja dan dan lain-lain. Yang perlu didorong adalah ekspor yang memang secara nasional sudah mendominasi, namun dengan menggali pasar baru," ujar Rosan, Selasa (27/9).

Kendati demikian, ia mengakui penetrasi ke pasar ekspor baru tidak cukup jika tidak diiringi dengan penambahan jumlah eksportir. Namun, pemerintah juga perlu memastikan bahwa eksportir memiliki daya saing yang kuat di pasar internasional.

"Saat ini memang terjadi penurunan jumlah eksportir yang sedang terjadi akibat minimnya kemampuan bersaing dan kemampuan keuangan perusahaan Indonesia. Kami berharap, pemerintah juga bisa mendukung dengan insentif, misal perpajakan yang lebih ringan, atau perjanjian kerjasama perdagangan dengan beberapa negara," lanjutnya.

Pertumbuhan ekspor, lanjutnya, dirasa penting dalam beberapa tahun ke depan untuk menyeimbangkan komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih produktif. Pasalnya, selama ini PDB selalu didorong oleh konsumsi rumah tangga.

Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, konsumsi rumah tangga mengambil porsi 55,92 persen di dalam PDB, yang disusul dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 33,19 persen, dan ekspor netto sebesar 21,09 persen.

"Selama ini pertumbuhan kita hanya bertumpu di tiga komponen, belanja negara, konsumsi, dan investasi. Seharusnya ekspor bisa ditingkatkan lagi," lanjut Rosan.

Menanggapi impian Kadin, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekspor 500 persen memang berat, namun bukan berarti hal itu tidak mungkin dilakukan.

Untuk mencapai hal tersebut, ia menghitung setidaknya ekspor harus meningkat 7 hingga 14 persen per tahun selama 10 tahun ke depan.

"Angka 500 persen ini memang angka yang ambisius, tetapi ini bukan berarti tidak mungkin. Tetap kami harus berpikir out of the box, jangan melakukan business as usual. Harus dipetakan dulu pasarnya apa, produknya apa, dan kita kembangkan bersama-sama," tutur Arlinda di lokasi yang sama.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor Indonesia selama Januari hingga Agustus 2016 tercatat sebesar US$91,7 miliar. Angka itu mengalami penurunan 10,61 persen dibanding periode tahun sebelumnya sebesar US$108,8 miliar. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER