ADB Pangkas Lagi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini Jadi 5%

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2016 13:58 WIB
ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,2 persen jadi 5 persen. Sedangkan untuk tahun depan direvisi jadi 5,5 persen jadi 5,1 persen.
Priasto Aji, Senior Economics Officer ADB Indonesia dan Edimon Ginting, Deputy Country Director ADB Indonesia menyampaikan proyeksi ekonomi 2015 di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Selasa (24/3). (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asian Development Bank (ADB) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, dari 5,2 persen menjadi 5 persen. Sementara untuk tahun depan, laju Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diprediksi hanya 5,1 persen, turun dari proyeksi sebelumnya 5,5 persen.

Sona Shrestha, Wakil Kepala Perwakilan ADB di Indonesia menjelaskan, prospek ekonomi Indonesia turun setelah melihat belanja investasi yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Kendati pada paruh kedua tahun ini belanja pemerintah diyakini mengalami akselerasi, tetapi ADB melihat secara keseluruhan investasi dan konsumsi pemerintah akan lebih rendah dari prediksi menyusul rendahnya pendapatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom Senior ADB untuk Indonesia, Priasto Aji menuturkan, pelemahan investasi publik dan swasta menjadi pemicu utama penurunan ekonomi tahun ini maupun tahun depan. Dia memperkirakan beberapa proyek pemerintah kemungkinan besar akan tertunda.

Menyoal penerimaan negara yang rendah, Priasto pun mengaitkannya dengan kebijakan amnesti pajak. Menurutnya, kendati uang tebusan amnesti pajak meningkat pada bulan ini, tetapi itu belum cukup untuk menutup kekurangan penerimaan negara secara signifikan.

"Dari sisi amnesti pajak periode pertama saya tidak optimis banget tapi juga nggak pesimis banget, ya ditengah-tengah lah," ungkapnya.

Priasto meyakini keberhasilan program tax amnesty akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kemudian hari. Namun, ia masih perlu melihat realisasi lanjutan dari program ini dan kepastian pemerintah untuk tidak  memotong anggaran belanja infrastruktur.

Penghambat laju ekonomi Indonesia yang lain, kata Priasto, belum terlihatnya dampak dari pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap masyarakat.

"BI sudah cukup agresif memberikan suku bunga tapi dampaknya belum terlalu terasa. Jadi kami melihatnya seperti itu, kami turunkan prediksi kami. Terakhir, perekonomian global yang masih melemah. Tiga hal ini yang membuat kami menurunkan prediksi kami, tetapi terutama karena investasi publik dan swasta ya," jelasnya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER