BI: Laju PDB 5,1% Hanya Akan Dongkrak Kredit 11% di 2017

Safyra Primadhita | CNN Indonesia
Jumat, 09 Sep 2016 14:40 WIB
Pesimisme bank sentral muncul seiring dengan dikoreksinya target pertumbuhan ekonomi 2017 oleh pemerintah, dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo berjalan usai memberikan sambutan dalam acara peluncuran BI Institute di Jakarta, Senin (22/8). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun depan dari kisaran 12 persen menjadi 11 persen. (Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun depan dari kisaran 12 persen menjadi 11 persen. Pesimisme bank sentral muncul seiring dengan dikoreksinya target pertumbuhan ekonomi 2017 oleh pemerintah, dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

“Kami melihat pertumbuhan kredit itu bisa ada di kisaran 12 persen lebih kalau seandainya di antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat pertumbuhan ekonominya ada di kisaran 5,2 persen, tetapi kalau seandainya pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 5,1 persen mungkin pertumbuhan kredit sedikit lebih rendah,” tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (9/9).

Agus mengungkapkan, tahun ini,  kredit  diperkirakan hanya akan tumbuh satu digit. Beberapa penyebabnya antara lain perlambatan pertumbuhan ekonomi global, turunnya ekspor, dan masih lemahnya harga komoditas. Selain itu, ada kecenderungan peningkatan kredit macet (NPL) yang menyebabkan perbankan lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Yang perlu kita lebih perhatikan juga yaitu permintaan atau demand domestik itu tidak begitu kuat sehingga petumbuhan kredit di bawah 10 persen,” ujarnya.

Namun, Agus meyakini penyaluran kredit perbankan akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal itu didukung oleh ekspektasi semakin menggeliatnya investasi swasta dan berjalannya proyek pembangunan infrastruktur pemerintah.

“Jadi kami lihat (pertumbuhan kredit) akan lebih baik tahun depan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pertumbuhan kredit tahun depan juga akan didukung oleh likuiditas yang terjaga. Potensi dana repatriasi yang berasal program amnesti pajak hingga 31 Maret 2017 menjadi jaminannya. BI sendiri memperkirakan dana repatriasi yang masuk dari program amnesti pajak mencapai Rp180 triliun.

"Kami melihat program pengampunan pajak yang ditawarkan mulai semester II 2016 sampai kuartal I tahun depan akan membawa dana masuk ke Indonesia cukup banyak," kata mantan Menteri Keuangan ini.

Secara terpisah, Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Asmawi Syam menyatakan target pertumbuhan kredit perseroan tahun depan akan ada di atas target rata-rata pertumbuhan kredit nasional.

“Khusus untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kami harapkan bisa tumbuh di angka 17 persen,” ujarnya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER