Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengklaim telah menerima uang tebusan amnesti pajak sekitar Rp300 miliar per 25 September 2016. Sementara itu, untuk deklarasi aset mencapai Rp8,1 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, dengan jumlah nominal wajib pajak yang mendeklarasikan asetnya sebesar tersebut di atas, program amnesti pajak yang digadang-gadang pemerintah ini boleh dibilang cukup berhasil. "Saya kira cukup berhasil, deklarasinya bagus," ujarnya, Selasa (27/9).
Adapun, untuk total dana repatriasi yang diterima oleh bank penyalur KPR itu berjumlah Rp400 miliar. Pencapaian ini masih jauh dari target. Namun, uang tebusan dan repatriasi yang masuk melalui BTN tersebut terus meningkat secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah juga berhasil melaksanakan program amnesti pajak, walaupun belum mencapai target. Ini peningkatan yang cukup luar biasa," terang Maryono.
Sebagai informasi, berdasarkan website Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hingga saat ini, jumlah tebusan mencapai Rp69,9 triliun dan jumlah surat penyertaan harta 185.510. Dana repatriasi mencapai Rp128 triliun, deklarasi luar negeri berjumlah Rp666 triliun, serta deklarasi dalam negeri sekitar Rp1.719 triliun.
Sementara itu, target uang tebusan dari amnesti pajak diperkirakan sebesar Rp165 triliun, dana repatriasi Rp1.000 triliun, serta dana deklarasi sebesar Rp3.500 triliun-Rp4.000 triliun.
Secara terpisah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menyebutkan, banyak wajib pajak yang melakukan aksi jual saham demi mengikuti program amnesti pajak dan membayar uang tebusan ke DJP.
Menurut Tito, aksi yang dilakukan oleh pelaku pasar yang merupakan wajib pajak tersebut tak menjadi soal meski mengakibatkan maraknya aksi jual dalam perdagangan IHSG. Toh, uang yang disetor tersebut nantinya pun kembali ke pasar modal Indonesia.
"Dana repatriasi itu masuk kan ribuan triliun, ini akan masuk investasi , sebagian pasti ke pasar modal. Jadi, balik lagi lah ya. Memang, sampai 30 september lihat transaksinya begitu ketat ya," pungkasnya.
(bir)