Jakarta, CNN Indonesia -- Sektor aneka industri terjun sepanjang pekan ini jika dibandingkan penguatan yang terjadi pekan lalu. Di mana pada pekan ini, sektor aneka industri paling melemah sebesar 3,3 persen menjadi 1.368,732 dari pekan lalu 1.414,025.
Menurut Kepala Riset Millenium Danatama Parnington Julio, pelemahan ini terjadi karena pelaku pasar mengamankan keuntungan dengan melakukan aksi jual terhadap sama PT Astra International Tbk (ASII).
"Kalau sektor aneka industri terkait dengan Astra karena kan nilai kapitalisasinya bisa dibilang terbesar, nah kalau kita mau keluar kan pastinya dari yang besar-besar," ungkap Parnington, dikutip Minggu (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Parnington menjelaskan, aksi jual yang dilakukan pelaku pasar ini disebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula menguat menjadi melemah pada akhir pekan ini, sehingga pelaku pasar memutuskan untuk keluar.
"Astra kan paling tinggi, karena sudah naik signifikan lalu pada saat IHSG berbalik arah pastinya yang dihajar duluan yang tinggi itu, Astra. Itu reaksi pasar karena pelemahan IHSG," jelas Parnington.
Adapun, berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), masih ada enam sektor lainnya yang juga melemah jika dibandingkan dengan pekan lalu, yaitu sektor agrikultur yang turun 0,63 persen, industri dasar 0,47 persen, konsumsi dan barang 2,22 persen, properti 0,26 persen, perdagangan 0,34 persen, dan manufaktur 2,11 persen.
Sementara, tiga indeks sektoral lainnya menguat, diantaranya yang paling menguat yakni sektor infrastruktur 1,75 persen, kemudian diikuti sektor pertambangan 0,98 persen, dan keuangan 0,52 persen.
Parnington menjelaskan, sektor infrastruktur menguat disebabkan pemerintah yang masih terus fokus terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Selain itu, ditambah dengan program amnesti pajak yang dinilainya akan berhasil melihat raupan dana amnesti pajak jelang berakhirnya periode pertama amnesti pajak.
"Target pemerintah mengenai amnesti pajak asumsinya sepertinya akan berhasil, terlebih lagi sudah banyak Wajib Pajak (WP) besar yang sudah ikut," terangnya.
Dengan demikian, ia menilai sektor infrastruktur akan terus bergerak positif pada pekan depan. Sementara, untuk sektor properti sendiri masih belum terlihat akan membaik karena jumlah permintaan dan penawarannya yang belum berimbang.
"Properti permintaannya masih belum tinggi, jadi masih belum," pungkasnya.
Sehingga, ia merekomendasikan saham-saham infrastruktur seperti PT Wijaya Karya Tbk dan PT Waskita Karya Tbk pada pekan depan.
(gen)