Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia berhasil menembus level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Tercatat, minyak Brent LCOc1 meningkat US$0,65 atau 1,3 persen ke angka at US$52,51 per barel. Angka ini mendekati puncak tertinggi pada 9 Juni 2016, di mana harga Brent sempat mencapai US$52,65 per barel
Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI)
crude CLc1 ditutup meningkat US$0,61 per barel, atau 1,2 persen ke angka US$50,44 per barel. Titik ini merupakan puncak tertinggi WTI sejak 24 Juni 2016 silam.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak telah menanjak US$6 per barel setelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memutuskan untuk mengurangi produksi menjadi 32,5 juta hingga 33 juta barel pada 28 September lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren ini diperkirakan akan menanjak setelah berembus kabar bahwa petinggi OPEC akan mengadakan pertemuan informal dengan negara-negara anggota non-OPEC. Dikabarkan, Menteri Energi Arab Saudi, Iran, dan Irak akan bertemu Rusia di dalam konferensi energi yang dihelat di Istanbul, Turki pada pekan depan.
Namun, pertemuan OPEC di Wina, Austria pada bulan November mendatang akan menentukan kontribusi tiap-tiap negara di dalam penurunan produksi seperti yang telah dijanjikan. Sebelumnya, Menteri Energi Aljazair mengatakan, OPEC akan memangkas produksi lebih besar dari angka yang ditetapkan sebesar 700 ribu barel per hari.
Langkah ini diambil setelah harga minyak jatuh dari US$100 per barel di pertengahan 2014 menjadi US$26 per barel di Februari 2016, dan adanya kelebihan pasokan minyak sebesar 2 juta barel per hari dan keengganan anggota-anggota OPEC untuk memangkas produksi.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga didorong oleh penurunan suplai minyak mentah Amerika Serikat dalam lima pekan terakhir. Total penurunan pasokan minyak mentah negara Barrack Obama tercatat 26 juta barel sejak awal September 2016.
(gen)