IHSG Diprediksi Melemah Mengekor Bursa Global

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 10 Okt 2016 08:00 WIB
Bursa saham nasional diprediksi melemah pada pekan ini menyusul ketidakpastian yang meningkat di pasar global dan domestik.
Bursa saham nasional diprediksi melemah pada pekan ini menyusul ketidakpastian yang meningkat di pasar global dan domestik. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham nasional diprediksi melemah pada pekan ini menyusul ketidakpastian yang meningkat di pasar global dan domestik.

Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas memprediksi Indeks Harga Shaam Gabungan (IHSG) kemungkinan stagnan atau cenderung melemah sepanjang pekan ini. Sentimen lebih banyak berasal dari Amerika Serikat (AS), di mana mayoritas investor akan lebih menahan diri karena menanti kepastian The Fed menaikkan tingkat suku bunga acuannya.

“Untuk kondisi dalam negeri diproyeksi masih mendatar cenderung melemah. Ini juga karena tidak adanya pemberitaan yang cukup memberikan sentimen positif,” ujarnya, Sabtu (8/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]
Ia menilai sentimen positif berupa keberhasilan periode pertama amnesti pajak mulai hilang, sehingga bisa dikatakan belum ada sentimen positif lain yang akan mendorong IHSG pekan depan.

Selain itu, Purwoko juga mencatat bahwa secara historis, IHSG dalam lima tahun terakhir memang mengalami pelemahan pada bulan Oktober hingga November.

“Puncak pelemahan lima tahun terakhir ya bulan Oktober ini. Oktober sampai November. Ini mempengaruhi saham blue chip melemah sehingga mempengaruhi pasar secara keseluruhan,” ucapnya.

Purwoko memprediksi IHSG sepanjang pekan depan akan bergerak pada kisaran 5.290-5.450. Sementara untuk hari ini, Senin (10/10), ia memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 5.350-5.390.

Menurutnya, rilis data laporan keuangan emiten juga akan mempengaruhi laju IHSG. Terutama emiten di sektor perbankan yang kondisinya sedang melemah karena realisasi kredit tak tercapai sesuai target.

“Biasanya perbankan mengeluarkan duluan. Nah kemarin-kemarin bank sempat mengumumkan pertumbuhan kredit kuartal III tidak bagus, tahun ini juga tidak bagus, jadi kelihatannya ini menjadi sentimen negatif karena untuk pasar perusahaan perbankan itu bobotnya besar,” papar Purwoko.

Akhir pekan lalu, mayoritas bursa global melemah. Bursa saham Amerika Serikat AS ditutup melemah pada akhir pekan. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 28,01 poin atau 0,15 persen ke level 18.240. Sedangkan indeks S&P 500 turun 7,03 poin atau 0,33 persen ke level 2.153. Menyusul Nasdaq Composite yang terkoreksi 14,45 poin atau 0,27 persen ke level 5.292,41.

Sentimen terbesar yang menekan laju bursa saham global antara lain rilis data tenaga kerja AS yang berada di bawah ekspektasi pelaku pasar, di mana pada pekan ketiga September turun menjadi 156 ribu dari sebelumnya 167 ribu pada Agustus.
 
"Tetapi karena turunnya tidak signifikan, maka kemungkinan The Fed tetap masih mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunganya,"kata Purwoko.  

Selain data tenaga kerja, harga minyak mentah dunia yang turun suhu politik yang memanas menjelang pemilu presiden AS turut menekan bursa shaam dan melemahkan dolar AS sebesar 0,3 persen.

“Kelihatannya dalam waktu ke depan pelaku pasar masih menunggu, ada semacam ketidakpastian,” imbuhnya.

Dari Eropa, Sementara, mayoritas bursa saham juga bergerak melemah. Antara lain indeks CAC All-Tradable di Prancis melemah 0,75 persen dan kemudian indeks DAX di Jerman terkoreksi 0,74 persen. Sementara, indeks FTSE 100 di Inggris berhasil menguat 0,63 persen ke level 7.044.

Pelemahan juga terjadi di Asia pada akhir pekan lalu. Indeks Nikkei terkoreksi 0,23 persen, indeks Hang Seng melemah 0,42 persen, dan indeks Kospi turun 0,56 persen. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER