Inflasi September Terkendali, IHSG Diprediksi Menanjak

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 04 Okt 2016 08:41 WIB
Rendahnya tekanan inflasi September dinilai akan membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya.
Rendahnya tekanan inflasi September dinilai akan membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi beli diprediksi berlanjut dalam perdagangan saham pada hari ini, Selasa (4/10), dipengaruhi oleh rendahnya tekanan inflasi bulan September sebesar 0,22 persen.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, bursa global tadi malam ditutup di teritori negatif. Di mana indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx mengalami koreksi tipis 0,12 persen di 2.998,50.

Di Wall Street AS, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing terkoreksi 0,3 persen ke level 18.253,85 dan 2.161,20. Sementara, harga minyak mentah tadi malam di AS naik 0,85 persen di US$48,65 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Koreksi di Wall Street terutama dipicu data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan ekspansi yang berkorelasi terhadap kenaikan tingkat bunga di akhir tahun ini," terang David dalam risetnya, Selasa (4/10).

Adapun, IHSG berhasil menguat tajam hingga 99,11 poin (1,85 persen) di 5.463 pada perdagangan kemarin. Menurut David, perdagangan saham awal pekan pertama Oktober didominasi aksi beli pemodal menyusul respon positif atas pencapaian dana perolehan periode pertama program amnesti pajak dan rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan.

"Harga minyak mentah yang bergerak positif dan diikuti dengan penguatan harga sejumlah komoditas lainnya turut menopang sentimen positif pasar atas saham pertambangan dan perkebunan," ungkap David.

Selain itu, data inflasi September yang hanya 0,22 persen secara bulanan memberikan sentimen positif tambahan di pasar, terutama terhadap saham-saham sektor konsumsi.

Banyaknya sentimen positif yang mempengaruhi laju IHSG kemarin akan berdampak pula pada IHSG hari ini. David memprediksi, rendahnya tekanan inflasi September akan membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya.

"Penguatan IHSG akan kembali menguji resisten di kisaran 5.470 hingga 5.500. Sedangkan support bergeser ke 5.410," jelas David.

Sementara itu, analis Reliance Securities Lanjar Nafi memprediksi pergerakan IHSG secara teknikal cenderung berfluktuatif positif dengan tren menguat jangka pendek. Dengan begitu, ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.406 dan resisten 5.500.

"IHSG terlihat selalu tertahan pada support moving average (MA) sejak minggu sebelumnya. IHSG pun terlihat sedang menguji resisten harga tertinggi tahunan yang menjadi titik optimisme pasar," terang Lanjar dalam risetnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER