Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memastikan akan tetap berada dijalur kebijakan moneternya menyusul rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Desember 2016.
Pasalnya, Perkembangan pasar tenaga kerja AS dinilai masih tetap solid dan diyakini tumbuh semakin baik pada paruh kedua tahun ini.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Gubernur The Federal Reserve, Stanley Fischer, Minggu (9/10), seperti dikutip dari
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan keuntungan yang solid dalam pekerjaan dan pendapatan rumah tangga serta sentimen positif konsumen, maka belanja konsumsi harus terus mendukung pertumbuhan selama paruh kedua tahun ini," ujar Fischer.
Dengan pertumbuhan solid data tenaga kerja dan ditunjang oleh tren inflasi yang bergerak naik menuju target 2 persen, The Fed sudah memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuannya pada Desember dalam rangka pengetatan moneter.
Fischer mengatakan keputusan untuk tidak menaikkan The Fed rate pada September lalu merupakan keputusan yang harus diambil segera untuk melihat kemungkinan kemajuan lebih lanjut pada pasar tenaga kerja.
Saat itu, katanya, tampaknya ada sedikit risiko inflasi meleset dari target dalam waktu dekat. Hal itu menjadi dasar bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga secara perlahan.
"Kenaikan bertahap The Fed rate kemungkinan akan cukup untuk mendapatkan kebijakan moneter yang netral selama beberapa tahun ke depan," kata Fischer.
(ags/gen)