Rights Issue Greenwood Bakal Digelar Tahun Depan

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2016 13:30 WIB
Penambahan modal dengan menerbitkan saham baru tersebut dilakukan untuk membiayai ekspansi pembelian lahan.
Penambahan modal dengan menerbitkan saham baru tersebut dilakukan untuk membiayai ekspansi pembelian lahan. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Greenwood Sejahtera Tbk berencana menerbitkan saham baru sebagai penambahan modal perusahaan melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,5 miliar lembar saham baru.

Direktur Keuangan Greenwood, Bambang Dwi Yanto menyatakan, rencana penerbitan rights issue ini telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan perusahaan hari ini, Rabu (12/10).

"Kami rencananya mau menerbitkan rights issue, sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kami meminta persetujuan dulu, dan kami sudah disetujui oleh pemegang saham," ucap Bambang kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang menerangkan, perusahaan saat ini masih menggodok mengenai target raihan dana dari aksi korporasi tersebut sembari menanti tanggal efektif dari OJK. Dengan demikian, perusahaan sendiri belum dapat menjabarkan secara detil mengenai harga per lembar saham yang akan diterbitkan.

"Untuk harga kan belum ada, tapi kan minimal menggunakan nominal harga Rp100 per lembar saham, tapi untuk harga dari kami belum," terangnya.

Tujuan dari penerbitan ini, ujar Bambang, untuk kebutuhan ekspansi perusahaan, misalnya pembelian lahan baru. Penerbitan rights issue ini juga sebagai persiapan perusahaan menghadapi perekonomian tahun depan yang diharapkan membaik, sehingga akan banyak investor yang melakukan investasi pada perusahaan properti.

"Jadi tujuannya ke depan untuk ekspansi, kan dengan adanya amnesti pajak diharapkan juga perekonomian membaik, nah kami harus siap-siap sebagai perusahaan propersi, salah satunya rights issue jadi ada dana yang masuk ke perusahaan," paparnya.

Menurutnya, dengan penerbitan rights issue ini maka perusahaan akan lebih fleksibel dalam melakukan ekspansi, terutama pembelian tanah. Hal ini karena perusahaan tak bisa mengakuisisi tanah menggunakan dana pinjaman dari bank.

"Jadi target kami, kemungkinan minimal rights issue ini dapat diterbitkan tahun depan, yah kami lihat juga bagusnya pasarnya kapan nanti akan kami jalani, sekarang masih nunggu tanggal efektif OJK," jelasnya.

Efek Amnesti Pajak Belum 'Terasa'

Bambang menjelaskan, kebijakan amnesti pajak memang diharapkan dapat mendongkrak perekonomian, sehingga sektor properti yang sudah lesu sejak tiga tahun belakangan dapat pulih kembali. Sayangnya, kebijakan tersebut belum dirasakan oleh perusahaan hingga saat ini.

"Belum terkena pengaruhnya, yah kan baru September kemarin ya periode I juga selesai," ungkapnya.

Ia memprediksi sektor properti dapat mulai pulih tahun depan seiring mulai berpengaruhnya dana amnesti pajak terhadap sektor properti.

Secara terpisah, sekretaris perusahaan Linda Halim menyatakan, perusahaan memang tak berharap pertumbuhan yang signifikan pada kinerja kuartal III ini. Perusahaan menargetkan paling tidak laba bersih dan penjualan dapat sama dengan kuartal III tahun lalu, di mana pendapatan Greenwood pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp59,87 miliar dan laba bersih perusahaan sebesar Rp104,51 miliar.

Untuk diketahui, pra penjualan (marketing sales) Greenwood per September 2016 mencapai Rp190 miliar. Sementara, target marketing sales hingga akhir tahun sendiri sebesar Rp200 miliar.

Saat ini, proyek mixed-used yang tengah dibangun oleh perusahaan telah berkontribusi paling besar terhadap angka tersebut, yakni sekitar Rp160 miliar. Sementara, sisanya diperoleh dari penjualan unit kantor tower II di TCC Batavia. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER