September 2016, Kinerja Ekspor Kembali Tersungkur

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 12:10 WIB
Secara kumulatif, ekspor Indonesia dalam sembilan bulan terakhir mencapai US$104,36 miliar, turun 9,4 persen dibandingkan raupan Januari-September 2015.
Sejumlah kapal bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, jakarta guna mengangkut tumpukan kontainer barang ekspor. (Reuters/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja ekspor Indonesia kembali terpuruk setelah hanya mencatatakan nilai US$12,51 miliar pada September lalu. Capaian ekspor tersebut turun dari perolehan bulan sebelumnya yang sebesar US$12,74 miliar, maupun dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$12,58 miliar.

Secara kumulatif, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor Indonesia dalam sembilan bulan terakhir mencapai US$104,36 miliar, turun 9,4 persen dibandingkan raupan Januari-September 2015 yang sebesar US$115,2 miliar.

Penurunan ekspor terjadi untuk pengiriman minyak dan gas (migas) maupun komoditas non-migas. Ekspor migas membukukan nilai US$1,06 miliar, turun dari pencapaian bulan sebelumnya US$1,13 miliar maupun dibandingkan dengan ekspor September 2015 yang mencapai US$1,45 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perolahan ekspor non-migas September menggenapi kinerja delapan bulan sebelumnya, sehingga ekspor non-migas total menyumbang US$9,69 miliar atau anjlok 32,6 persen dibandingkan  periode yang sama tahun lalu.

Sementara ekspor non-migas, selama 30 hari di bulan September lalu meraup nilai US$11,45 miliar. Nilainya menyusut jika dibandingkan perolehan Agustus yang sebesar US$11,6 miliar maupun September 2015 yang mencapai US$11,13 miliar.

Apabila dijumlahkan sejak awal tahun, ekspor non-migas hingga akhir bulan kesembilan mencapai US$94,66 miliar, turun 6 persen dari Januari-September tahun lalu yang mencapai US$100,8 miliar.

Dalam situs resminya, BPS menjabarkan, mayoritas kelompok barang non-migas mengalami penurunan ekspor pada September. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok barang perhiasan atau permata yang anjlok 25 persen diabndingkan bulan sebelumnya. Diikuti dengan ekspor bijih, kerak dan abu logam yang minus 10 persen, kelompok biji-bijian berminyak negatif 78 persen, dan barang-barang rajutan turun 9,6 persen.

Demikian pula untuk tahun kalender, di mana ekspor kelompok lemak dan minyak nabati turun 14 persen, karet dan barang dari karet turun 10,5 persen, benda-benda dari baja negatif 15 persen, timah anjlok 19,6 persen, mesin/peralatan listrik melemah 6,7 persen, serta biji-bijian berminyak dan barang rajutan masing-masing turun 7 persen dan 1,9 persen.

Ekspor nonmigas terbesar masih ke Amerika Serikat, yakni mencapai US$1,36 miliar, disusul ke China US$1,35 miliar dan Jepang US$1,11 miliar. Ketiga negara itu berkontribusi sebesar 33,28 persen dari total nilai ekspor September. Sementara ekspor ke 28 negara anggota Uni Eropa sebesar US$1,22 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-September 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$18,86 miliar (18,07 persen), diikuti Jawa Timur US$13,96 miliar (13,38 persen) dan Kalimantan Timur US$9,92  miliar (9,50 persen).  

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER