BPS Sebut Harga Rokok Bakal Naik Bertahap

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 03 Okt 2016 18:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pekan lalu telah mengumumkan rata-rata kenaikan cukai rokok tahun depan sebesar 10,54 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pekan lalu telah mengumumkan rata-rata kenaikan cukai rokok tahun depan sebesar 10,54 persen. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) menilai kenaikan tarif cukai rokok tahun depan tidak akan langsung berdampak signifikan pada inflasi. Pasalnya, kenaikan harga jual rokok di pasaran biasanya dilakukan secara bertahap.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadiwibowo mengatakan, pedagang rokok biasanya lihai dalam mengatur kenaikan harga. Walaupun kenaikan cukai 10 persen, lanjutnya, para pedagang tidak langsung menaikkan harga rokoknya 10 persen, tetapi kenaikan disebar dalam 10-12 bulan.

"Jadi seperti sekarang, harga rokok hanya naik 1 persen, nah bulan depannya mungkin dinaikkan lagi 1,5 persen sehingga setelah 10 bulan kenaikan cukai 10 persen itu tertutupi," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat BPS, Senin (3/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konsumen tidak terlalu merasakan kenaikan harga (rokok) jadi dampak inflasinya tidak langsung terasa," tambah Sasmito.

Wacana kenaikan cukai rokok, lanjut Sasmito, sebenarnya sudah mendongkrak inflasi sejak bulan Agustus 2016 lalu. Hal itu dipicu oleh keputusan penjual dan spekulasi konsumen.

Khusus untuk rokok kretek filter, inflasinya bulan lalu mencapai 1 persen dan menyumbang 0,02 persen terhadap inflasi bulan lalu, 0,22 persen. Kenaikan harga rokok kretek filter terjadi di 59 kota dari 82 kota yang menjadi sampel BPS. Kenaikan tertinggi terjadi di Dumai (Riau) dan Bima (Nusa Tenggara Barat) masing-masing sebesar 5 persen.

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pekan lalu telah mengumumkan rata-rata kenaikan cukai rokok tahun depan sebesar 10,54 persen. Kenaikan tersebut diperkirakan bakal mendongkrak inflasi tahun depan sebesar 0,23 persen.

"Inflasi 0,23 persen (kontribusinya), kalau kemiskinan tentu akan membaik tapi harus dihitung lagi," kata Sri Mulyani. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER