Bakrie Sumatra Sesumbar Harga Saham Tak Lagi Gocap

CNN Indonesia
Rabu, 19 Okt 2016 04:14 WIB
Manajemen Bakrie Sumatra Plantation berencana melakukan reverse stock split, demi meningkatkan permodalan perusahaan dan membuat investor tertarik.
Manajemen Bakrie Sumatra Plantation berencana melakukan reverse stock split, demi meningkatkan permodalan perusahaan dan membuat investor tertarik. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) optimistis harga saham perusahaan tak akan kembali ke level Rp50 per saham dengan reverse stock plit yang akan dilakukannya dalam waktu dekat dengan skala 10:1.

Direktur Utama UNSP, M. Iqbal Zainuddin berharap, dampak reverse stock split akan berpengaruh positif terhadap permodalan perusahaan. Hal tersebut diyakininya akan meningkatkan transaksi saham perusahaan sehingga harganya tidak lagi terkapar di level terbawah.

"Kami punya keyakinan tidak akan lagi ada harga Rp50 per saham dengan adanya perbaikan, target kami bisa perbaiki permodalan," ungkap M. Iqbal, Selasa (18/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, lanjut Iqbal, untuk tambah memperbaiki fundamental perusahaan strategi lain yang dilakukan yakni peningkatan produktivitas kebun dan pabrik agar timbul dampak positif dalam jangka menengah dan panjang.

"Melanjuti fokus peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami akan lanjutkan dengan langkah konkrit peningkatan produktivitas kebun dan pabrik, kami optimis perusahaan ini kembali bangkit menemukan momentuk yang terbaik," papar Iqbal.

Sementara, pengamat pasar modal Samuel Sekuritas Muhamad Al Fatih melihat bertahannya harga saham Bakrie Sumatera nantinya akan tergantung dengan kinerja perusahaan setelah reverse stock split dilakukan. Jika kinerja perusahaan membaik, otomatis pelaku pasar akan percaya dengan perusahaan tersebut sehingga harga saham terus meningkat.

"Ini tinggal kita lihat saja perkembangan fundamentalnya perusahaan bagaimana. Kalau ada perbaikan, harusnya perusahaan tidak jatuh. Nah tinggal apakah betul ada perbaikan atau tidak," ucap Fatih.

Selain itu, harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang tengah menanjak, terlihat dimanfaatkan perusahaan dalam melakukan reverse stock split. Sehingga, ada kemungkinan kinerja Bakrie Sumatera membaik. Selain itu, rupiah yang semakin membaik juga menambah sentimen positif terhadap perusahaan.

"Kalau secara sentimen positif karena harga komoditas CPO di Malaysia kan naik, lalu rupiah juga stabil di Rp13 ribu. Kalau dibandingkan tahun lalu terbilang membaik," terangnya.

Di lain sisi, masih ada sentimen negatif bagi Bakrie Sumatera masih imbas reverse stock split yang dilakukan perusahaan induknya yaitu PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) pada 2008 lalu yang tak sepenuhnya berdampak baik pada BNBR.

Saat itu, BNBR melakukan reverse stock split dengan skala 2:1 menjadi 13,485 miliar saham dengan harga Rp680 per saham. Aksi korporasi tersebut sempat menaikkan harga saham BNBR, tetapi tidak sampai satu tahun harga saham kembali Rp50.

"Tapi ada sentimen negatif itu muncul seolah-olah bernasib sama nggak nih sama induknya. Jadi yang perlu dicermati antara sentimen dan fundamentalnya. Semua tetap masih akan bergantung pada kinerja nantinya," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER