Puja-puji Jepang untuk Jokowi, Menyisakan Satu Ganjalan

Yuliyanna Fauzi | CNN Indonesia
Kamis, 20 Okt 2016 19:39 WIB
Pergerakan ekonomi Indonesia yang dinilai meyakinkan saat dipimpin Presiden Joko Widodo tak pernah lepas dari pantauan Jepang.
Pergerakan ekonomi Indonesia yang dinilai meyakinkan saat dipimpin Presiden Joko Widodo tak pernah lepas dari pantauan Jepang. (ANTARA FOTO/Setpres/HO)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) rupanya tak lepas dari pantauan negara-negara di dunia, termasuk Jepang, yang berada di Timur Asia.

Chief Executive Officer (CEO) Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda mengungkapkan, pergerakan ekonomi Indonesia yang dinilai meyakinkan saat dipimpin Jokowi tak pernah lepas dari pantauan Jepang.

Ia menyebutkan, selama kurun waktu dua tahun ini, Mantan Gubernur DKI Jakarta dinilai mampu menggerakkan roda ekonomi dengan perencanaan dan eksekusi yang meyakinkan di level makro.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk fiskal keuangan dan ekonomi makro cukup baik. Performanya juga baik," ungkap Maeda, Kamis (20/10).

Maeda juga menyoroti fokus Jokowi dalam meratakan pembangunan sehingga tidak terfokus di Pulau Jawa atau Ibukota saja.

"Kebijakan pembangunan lebih mengutamakan luar Jawa, khususnya Timur Indonesia," imbuh Maeda.

Selanjutnya, Maeda juga mengapresiasi keseriusan Jokowi dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan mengurangi ketergantungan rakyat pada aliran subsidi pemerintah.

"Indonesia telah melakukan banyak hal, seperti mengurangi subsidi dan mengalihkannya untuk investasi di sektor infrastruktur," katanya.

Transisi Infrastruktur

Satu kekurangan Jokowi yang dirasa Maeda hanyalah saat masa transisi perpindahan kekuasaan dari Presiden terdahulu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Di awal masa transisi dari SBY, untuk proyek-proyek yang direncanakan sempat mengalami kekacauan pada awalnya," tutupnya.

Ke depannya, Maeda menanti realisasi kerja Pemerintah Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada dikisaran 5 persen dan defisit anggaran yang tak melebihi 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Maeda meyakini, bila Jokowi mampu merealisasikan target tersebut bukan tidak mungkin semakin banyak investasi yang mengalir. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER