Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks saham sektor perdagangan berhasil bertengger ke level 862,989 sepanjang pekan ini atau naik 3,12 persen jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya 836,84. Kenaikan tersebut membuat sektor perdagangan berhasil menjadi nomor satu dalam indeks sektoral pekan ini.
Reza Priyambada, analis yang tergabung dalam Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menilai kenaikan indeks sektor perdagangan ditopang oleh saham-saham emiten seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
"Kemungkinan besar karena ketiga emiten tersebut, karena kebanyakan emiten yang ada dalam sektor perdagangan kapitalisasinya kecil, hanya tiga itu yang kapitalisasinya cukup tinggi," ungkap Reza, Jumat (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjutnya, harga komoditas yang dalam beberapa hari terakhir mengalami peningkatan turut mempengaruhi harga saham AKRA.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor lainnya yang mengalami penguatan yakni agrikultur 0,13 persen, pertambangan 0,79 persen, industri dasar 0,21 persen, aneka industri 0,23 persen, dan properti 0,02 persen.
Adapun, empat sektor lainnya mengalami pelemahan terutama sektor keuangan yakni 0,48 persen. Kemudian diikuti sektor infrastruktur 0,3 persen, barang dan konsumsi 0,25 persen, dan manufaktur 0,08 persen.
Pelemahan indeks sektor keuangan, kata Reza, merupakan dampak dari penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-days reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.
"Itu kalau dilihat suku bunga turun, berarti mau tidak mau suku bunga pinjaman turun juga kan, nah itu ada anggapan suku bunga pinjaman turun itu akan menggerus pendapatan bunga dari bank," papar Reza.
Selain itu, perlambatan kredit yang terjadi pada kuartal III 2016 turut memberi tekanan terhadap saham-saham emiten perbankan. BI mencatat pertumbuhan kredit pada September hanya tumbuh 6,5 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Agustus 6,8 persen.
(ags)