Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Jumat (21/10), setelah Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, saham Wall Street tadi malam terkoreksi setelah menguat selama dua hari perdagangan sebelumnya. Ia merinci indeks Dow Jones dan S&P masing-masing melemah 0,2 persen dan 0,1 persen di 18.162,35 dan 2.141,34.
"Koreksi di Wall Street terutama dipicu sejumlah rilis laba perusahaan yang di bawah perkiraan, turunnya harga minyak mentah, dan putusan ECB yang belum memberikan arah terhadap kelanjutan program stimulusnya," ungkap David dalam risetnya, Jumat (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat (AS) terkoreksi 2,27 persen setelah adanya komentar Rusia yang akan menambah produksi minyaknya.
Sementara, dari zona Eropa sendiri, Draghi, presiden ECB, kembali belum menentukan langkah selanjutnya atas program stimulusnya yang akan berakhir pada Maret 2017. Namun, pasar berspekulasi ECB akan mulai mengurangi alokasi program stimulusnya.
Untuk perdagangan dalam negeri, IHSG kemarin melemah ke level 5.403 atau turun 5,59 poin (0,1 persen). Menurut David, perdagangan saham kemarin lebih marak dengan aksi beli spekulatif atas saham-saham lapis tiga seperti saham Grup Bakrie.
Sementara, koreksi lebih dipicu aksi ambil untung atas saham tambang batubara setelah beberapa sesi perdagangan terakhir bergerak menguat menyusul penguatan harga batubara di pasar dunia.
Hari ini, David memprediksi IHSG berpotensi menguat terbatas dengan rentang support 4.380 dan resisten 5.430. Sentimen IHSG juga datang dari rilis laba kuartal III 2016 sejumlah emiten dan respon positif atas langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali melonggarkan kebijakan moneternya.
"Kemarin BI menurunkan tingkat bunga acuannya, BI 7-days reverse repo rate, 25 bp menjadi 4,75 persen. Penurunan bunga ini akan berdampak positif bagi saham-saham sektoral yang sensitif
interest rate," pungkas David.
Di lain sisi, analis Asjaya Indosurya William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.361 dan resisten 5.488. Menurutnya, selain karena kebijakan moneter yang kembali dikeluarkan BI, arus moda asing (
capital inflow) juga menjadi pendorong laju IHSG hari ini.
"Potensi penguatan masih ditunjang oleh
capital inflow pemerintah dengan kembali menurunkan BI 7-days reverse repo rate," terang William melalui risetnya.
(gir/gen)