ABM Investama Raup Pinjaman Rp4,65 Triliun untuk Bayar Utang

CNN Indonesia
Senin, 24 Okt 2016 19:28 WIB
Pinjaman itu berasal dari OCBC, DBS Bank Ltd, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank ANZ Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cabang Singapura.
Ilustrasi batu bara. (Foto: bycfotografem/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT ABM Investama Tbk (ABMM) memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi bank nasional dan international senilai US$358,11 juta, setara Rp4,65 triliun (asumsi kurs Rp13.000 per dolar AS) untuk merestrukturisasi utang perusahaan yang lain.

Direktur Utama ABM Investama Achmad Ananda Djajanegara mengatakan, perseroan telah menerima fasilitas pinjaman yang berlaku efektif pada tanggal 24 Oktober 2016 dengan melibatkan bank sindikasi yaitu Oversea-Chinese Banking Corporation Limited, DBS Bank Ltd, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank ANZ Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cabang Singapura.

"Fasilitas term loan ini akan jatuh tempo pada 22 Januari 2021 dan pembayaran cicilan dilakukan secara triwulan sebanyak 18 kali. Selanjutnya, pinjaman baru ini akan digunakan oleh ABM Investama untuk melunasi utang-utang perseroan," ujarnya Senin (24/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Achmad Ananda mengatakan, pemberian fasilitas pinjaman dari lembaga keuangan internasional dan nasional ini menjadi bukti tingginya kepercayaan kepada perusahaan dan prospek usaha ABM Investama.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada mitra-mitra kami atas kepercayaan dan dukungannya terhadap ABM Investama. Melalui refinancing ini kami harapkan perseroan dapat menjalankan bisnis dengan kinerja yang semakin optimal,” katanya.

Ia menambahkan, program efisiensi yang terus dijalankan oleh perseroan mulai tahun 2014 telah berdampak positif terhadap kinerja ABM Investama.

Selain beban operasional yang terus menurun, pengelolaan pinjaman yang disiplin dan efisien, telah memberikan ruang bagi ABM Investama untuk menjalankan bisnis dengan lebih baik.

Di akhir kuartal II 2016 tersebut ABM Investama mampu meraih laba bersih periode berjalan sebesar US$5,64 juta, tumbuh 271 persen dibandingkan periode sama tahun 2015.

“Pinjaman baru dengan masa pelunasan yang lebih panjang ini akan memberikan kesempatan kepada perseroan untuk mengelola modal secara lebih optimal. Dengan fundamental yang semakin baik dan tren harga batubara yang terus meningkat, kami percaya bahwa strategi perseroan sudah berada di jalur yang tepat,” tutur Achmad Ananda.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER