Dirjen Migas Bongkar Alasan Mahalnya Harga Gas Pipa Indonesia

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 24 Okt 2016 14:56 WIB
Harga gas pipa di Indonesia rata-rata US$8,3 per MMBTU, Malaysia US$6,6 per MMBTU, dan Thailand US$7,5 per MMBTU.
Harga gas pipa di Indonesia rata-rata US$8,3 per MMBTU, Malaysia US$6,6 per MMBTU, dan Thailand US$7,5 per MMBTU. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja membuka alasan tingginya harga gas pipa di Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan yang sama.

Menurut Wiratmaja, rata-rata harga gas di Indonesia dibanderol US$8,3 per MMBTU sampai ke tangan konsumen. Terdiri dari US$5,9 per MMBTU di hulu, plus biaya transisi US$0,9 per MMBTU dan ongkos distribusi US$1,5 per MMBTU.

“Indonesia menggunakan sistem keekonomian di hulu atau fix price dengan eskalasi. Tidak heran terjadi anomali di Indonesia, di mana harga LNG lebih murah dibanding harga gas pipa,” kata Wiratmaja, Senin (24/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut bisa terjadi, karena kontrak jual beli gas alam cair atau LNG ditetapkan mengikuti perkembangan harga minyak.

“Oleh karena itu, hal ini perlu dibahas lebih lanjut. Karena pada saat kita membangun sistem fix price dalam menentukan harga gas pipa, tidak dibayangkan harga minyak akan turun sebegitu drastis,” ujarnya.

Sementara, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand bisa memiliki rata-rata harga gas yang lebih murah karena perbedaan skema dalam menetapkan harga gas.

Wirat, sapaan akrabnya, mencatat di Malaysia suatu konsumen bisa mendapatkan gas dengan menebus rata-rata US$6,6 per MMBTU. Rinciannya terdiri dari harga di hulu US$4,5 per MMBTU, transmisi US$1,6 per MMBTU dan distribusi US$0,5 per MMBTU.

“Malaysia masih menggunakan skema subsidi. Di mana, bagian untuk negaranya tidak diambil dan dipakai sebagai subsidi,” jelasnya.

Sementara Thailand menjual gasnya dengan rata-rata US$7,5 per MMBTU, terdiri dari harga di hulu US$ 5,5 per MMBTU, transmisi US$ 0,8 per MMBTU dan distribusi US$ 1,2 per MMBTU.

Negara gajah putih itu disebut Wirat mengaitkan harga jual gas dengan harga minyak dunia.

“Thailand karena dia sebagian besar gasnya impor, di-link ke harga minyak. Kalau harga minyak tinggi, harga gas tinggi. Kalau harga minyak turun, harga gasnya turun,” papar Wirat. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER