Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah meraup utang baru sebesar Rp11,6 triliun dari total penawaran masuk mencapai Rp15,3 triliun dalam lelang lima varian obligasi negara pada hari ini, Selasa (25/10).
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situsnya merinci kelima jenis surat utang negara yang dilelang hari ini, yakni seri SPN12170804 (bertenor 10 bulan), seri FR0059 (10 tahun), seri FR0073 (15 tahun), seri FR0072 (20 tahun), dan seri FR0067 (28 tahun).
Dari total penawaran yang masuk Rp15,3 triliun, jenis obligasi yang paling diminati investor adalah seri FR0059 dengan nilai penawaran mencapai Rp8,7 triliun. Namun, yang dimenangkan pemerintah untuk surat utang seri ini hanya Rp5,5 triliun dengan tingkat imbal hasil (yield) rata-rata sebesar 7 persen. Penarikan utang dari jenis obligasi ini merupakan yang terbesar dibandingkan empat seri lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penarikan pembiayaan terbesar kedua adalah SPN12170804, yakni sebesar Rp1,9 triliun dari total penawaran masuk Rp2,2 triliun. Adapun rata-rata yield untuk seri ini adalah 6 persen.
Pembiayaan terbesar ketiga yang diserap pemerintah adalah seri FR0072, yakni sebesar Rp1,5 triliun dari total penawaran masuk Rp2,5 triliun. Yield rata-rata untuk instrumen pembiayaan ini sebesar 7,6 persen.
Berikutnya adalah seri FR0067 dan seri FR0073, yang masing-masing hanya menyumbang pembiayaan Rp420 miliar dan Rp400 miliar. Adapun total penawaran yang masuk untuk keduanya masing-masing RpRp494 miliar dan Rp2,5 triliun.
Target Pekan DepanUpaya pemerintah mencari pembiayaan belum berhenti hingga pekan ini. Rencananya, DJPPR akan kembali menerbitkan empat seri obligasi syariah atau sukuk negara pada Selasa (1/11) dengan target pembiayaan indikatif sebesar Rp3 triliun.
Keempat seri sukuk negara yang akan dilelang adalah seri SPN-S 19042017 (enam bulan), seri PBS013 (tiga tahun), seri PBS014 (5 tahun), dan seri PBS012 (15 tahun).
(ags)