Jakarta, CNN Indonesia -- Industri dalam negeri diminta untuk terus mengembangkan inovasi bisnisnya jika mau bertahan menghadapi gempuran perusahaan asing yang ingin masuk ke Indonesia memanfaatkan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat, paling tidak inovasi tersebut sama dengan yang dikembangkan perusahaan-perusahaan lain di negara ASEAN.
“Inovasi teknologi harus tepat guna dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan,” kata Syarif, dikutip Rabu (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain inovasi teknologi, pelaku industri lokal juga harus meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kompetensi tenaga kerja. “Persaingan bisnis sangat ketat, tentunya industri harus berbenah,” paparnya.
Namun begitu, Syarif berjanji pemerintah bakal melindungi industri lokal melalui beberapa kemudahan untuk menghadapi MEA seperti, menekan harga gas industri agar sama dengan negara-negara di ASEAN.
“Selain itu kami juga akan mempermudah perizinan untuk industri-industri lokal,” lanjutnya.
President Director dan CEO LiveWell Global Bambang Muliana, setuju dengan apa yang dikatakan Syarif Hidayat. Menurutnya industri lokal harus berbenah dalam menghadapi MEA.
“Secara inovasi teknologi terus ditingkatkan agar Indonesia bisa menjadi pemain di negerinya sendiri,” katanya.
Bambang menjelaskan, perusahaan berbasis bisnis jaringan yang dipimpinnya dalam proses membangun sebuah sistem yang akan mengintegrasikan seluruh aspek dari perusahaan tersebut. Tujuannya untuk memudahkan pengelolaan bisnis dan juga penyebaran informasi secara merata.
"Sistem yang kami bangun mampu menyediakan informasi secara
real-time tentang proses bisnis inti perusahaan seperti produksi,
order processing,
inventory, pengiriman dan juga dapat memantau sumber daya perusahaan seperti uang, bahan mentah, kapasitas produksi, dan karyawan - sebagaimana layaknya sebuah aplikasi
Enterprise Resource Planning (ERP) - namun juga kami integrasikan kepada sistem kami yang lain seperti sistem notifikasi, sistem pembayaran
online, sistem
loyalty, dan lain-lain,” katanya.
Bambang menambahkan, di dalam LiveWell Global, sistem tersebut juga dipergunakan untuk mengelola status komitmen bisnis yang dibuat misalnya
customer service,
pre-order, sampai ke
employee payroll.
“Dengan adanya sistem tersebut, informasi-informasi penting juga dapat kami salurkan secara real-time via media sosial, dan announcement email/sms, maupun mingguan via
newsletter kami,” paparnya.
Dengan begini, Bambang berharap industri lokal tak hanya besar di dalam negeri, tapi juga bisa ekspansi ke beberapa negara seperti Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Australia dan beberapa negara tetangga lainnya.
(gen)