Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk (ASII) resmi meramaikan persaingan bisnis di industri properti nasional. Lini bisnis baru ini melengkapi enam lini bisnis Astra saat ini, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, dan logistik.
David Iman Santosa, Presiden Direktur Astra Properti menyatakan, perseroan telah berpikir secara matang sebelum merambah sektor properti. Meski pasar hunian komersial masih lesu, ia menilai bisnis properti cukup menjanjikan untuk jangka panjang.
"Saya kira keputusan Astra masuk ke properti itu jangka panjang ya, properti kan ada siklusnya. Jadi kalau misalkan kami juga melihat tahun depan apakah benar-benar bisa ceria kami juga belum terlalu positif seperti itu. Tapi kami perlu persiapkan persiapan-persiapan bisnis yang ada," kata David saat meresmikan lini bisnis properti Astra, Rabu (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Astra cukup percaya diri untuk terjun di bisnis properti setelah melakukan studi mendalam tentang kebutuhan hunian dan perkiraan perkembangan industri properti di Indonesia dalam jangka panjang.
"Sinergi yang ada di dalam Astra adalah hal yang penting. Sampai hari ini Astra punya aset properti, aset ini sangat memungkinkan untuk jadi portofolio bisnis," terang David.
Sejalan dengan ekspansi bisnis, perseroan menetapkan PT Menara Astra sebagai induk usaha properti, yang akan membawahi PT Astra Land Indonesia (ALI) dan PT Brahmayasya Bahtera.
Sebagai informasi, Brahmayasya dan Hongkong Land tercatat telah membangun tiga tower apartemen (Anandamaya Residences) dan gedung perkantoran (Menara Astra) di atas lahan seluas 2,4 hektar di kawasan Sudirman, Jakarta. Nilai investasi yang dikeluarkan untuk kedua proyek tersebut berkisar Rp8 triliun.
"Pembangunannya sudah mulai pada kuartal pertama tahun 2014, diharapkan rampung pada awal 2018," ungkapnya.
David menuturkan, bisnis properti Astra akan memperluas segmentasi pasar, tidak hanya menjajakan apartemen untuk kelas menengah ke atas. Untuk mendukung lini bisnis ketujuh ini, Astra mengalokasi belanja modal sebesar 10 persen dari total belanja modal grup usaha.
Selain itu, lanjut David, Astra juga telah membentuk perusahaan patungan antara anak usahanya, PT Astra Land dan PT Mitra Sindo Makmur, dengan menggelontorkan investasi sebesar Rp3,4 triliun untuk mengakuisisi lahan seluas 70 hektar (ha) di Jakarta Timur.
Rencnanaya, di atas lahan baru itu akan dibangun kawasan terpadu (mixes-used), dengan estimasi kebutuhan modal pembangunan mencapai Rp23 triliun.
"Jadi Rp23 triliun itu untuk jangka panjang, tidak dikeluarkan secara langsung. Yah jangka panjangnya 15-20 tahun lah," jelasnya.
Namun, David menegaskan, Astra masih akan melakukan studi lebih lanjut untuk mengembangkan proyek tersebut, terutama mengenai bangunan pertama yang akan dibangun. Namun yang pasti, pihaknya berharap paling tidak tahun depan salah satu proyeknya dapat rilis.
Di samping itu, Astra juga berencana untuk membangun proyek perumahan di kawasan TB Simatupang. Saat ini, Astra masih melakukan studi penghitungan dalam mengembangkan proyek tersebut.
"Untuk proyek di TB Simatupang masih belum bisa kami buka karena belum semuanya confirm angkanya," tutup David.
Hanya saja, lahan tersebut merupakan salah satu aset milik Astra. Sehingga, perusahaan memutuskan untuk mengembangkan asetnya menjadi salah satu portofolio bisnisnya.
Bersamaan dengan rilis lini usaha barunya di sektor properti, saham Astra ditutup menguat 0,31 persen ke level Rp8.200.
(ags)