Jonan 'Sentil' PLN Karena Rambah Bisnis Panas Bumi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 13:34 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengkritik PLN yang menjajal bisnis energi panas bumi, sementara masalah distribusi ketenagalistrikan belum rampung.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengkritik PLN yang menjajal bisnis energi panas bumi, sementara masalah distribusi ketenagalistrikan belum rampung. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengkritik sikap PT PLN (Persero) yang merambah lini bisnis tenaga panas bumi di tengah belum rampungnya masalah utama di distribusi ketenagalistrikan. Ia mengutarakan, PLN seharusnya fokus dulu membangun transmisi tenaga listrik demi menuju distribusi yang merata.

Saat ini, lanjut Jonan, rasio elektrifikasi Indonesia memang sudah mencapai 88,3 persen. Namun, pemerataannya terbilang masih kurang. Ia memberi contoh rasio cakupan (coverage ratio) listrik di Papua yang hanya sebesar 50 persen.

Pasalnya, rasio elektrifikasi hanya mengkalkulasi konsumsi listik rumah tangga, namun tak menghitung fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdapat di wilayah bersangkutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tak hanya ingin angka elektrifikasi yang besar, namun cakupan listriknya harus merata. Sekarang PLN malah mau merambah bisnis ke panas bumi, kami minta ya fokus saja sama apa yang belum dibangun, misalnya transmisi. Kalau tidak ada transmisi kan bahaya, ini harus jadi dulu," jelas Jonan di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (27/10)

Lebih lanjut, ia memahami bahwa masuknya PLN ke bisnis panas bumi untuk menciptakan kondisi listrik yang lebih efisien. Namun, ia khawatir jika fokus PLN malah terpecah-pecah.

"Kalau memang PLN bisa (bangun trasmisi), ya laksanakan. Kalau tidak bisa ya gunakan swasta. Saya minta, hal prioritas seperti ini sebisa mungkin jangan gunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," terang Jonan.

Sebagai informasi, pembangunan transmisi di dalam megaproyek 35 ribu MW direncanakan mencapai 46.597 kilometer (km). Sepanjang 16.079 km, atau 35 persen, sudah memasuki pelaksanaan konstruksi dan sepanjang 26.709 km sudah memasuki masa pra konstruksi.

Sementara itu, transmisi yang sudah beroperasi tercatat sepanjang 3.809 km, atau 8 persen dari target.

Menanggapi ucapan Jonan, Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan perusahaannya tetap berupaya agar transmisi bisa selesai tahun 2019 meski mengaku banyak hambatannya. Pengerjaan itu akan dilakukan sembari mengembangkan tenaga panas bumi, mengingat persiapan pemanfaatan tenaga panas bumi membutuhkan waktu yang lama.

"Transmisi memang harus selesai enam bulan sebelum pembangkit besar rampung. Kalau pembangkit selesai, tapi transmisi belum beres kan percuma. Tapi di sisi lain, pengembangan geotermal kan juga butuh waktu," ujarnya.

Sebelumnya, demi menggiatkan lini bisnis panas bumi, PLN berminat untuk mengakuisisi 50 persen saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Selain itu, PLN juga tercatat mengikuti lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Salak dan Darajat, yang rencananya akan dilepas Chevron Indonesia Company. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER