Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini krisis keuangan yang menimpa bank perkreditan terbesar di Jerman, Deutsche Bank AG, tak akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Ia menilai, Deutsche Bank tidak terlalu banyak memiliki kaitan langsung dengan pasar keuangan di Indonesia.
“Memang tidak terlalu banyak terkait langsung dengan Indonesia, dengan orang-orang Indonesia. Sebenarnya, Deutsche Bank kan sudah beberapa waktu terakhir ini mulai diketahui persoalannya tetapi nggak kelihatan dampaknya. Mestinya dampaknya tidak besar,” tutur Darmin saat ditemui di kantornya, Jumat (28/10).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengungkapkan pemerintah belum melihat kasus Deutsche Bank berpotensi sebagai sumber krisis keuangan dunia baru. Sebagai pengingat, pada 2008 lalu, runtuhnya perusahaan investasi Lehman Brother Holding Inc. di Amerika Serikat (AS) memicu krisis keuangan global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Darmin percaya pada upaya pemerintah Jerman untuk meredam efek domino kasus Deutsche Bank agar tidak menjalar ke seluruh dunia.
“Jermanlah yang mengurusi itu. Ya bagaimana, mari kita lihat nanti,” ujarnya.
Sebagai informasi, Department of Justice Amerika Serikat (DoJ AS) telah menuntut Deutsche Bank membayar denda sebesar US$14 miliar atas kasus penjualan efek beragun aset properti (
mortgage-backed securities) yang turut menyebabkan krisis keuangan AS pada 2008.
Untuk membayar pinalti tersebut, Deutsche Bank pun melakukan efisiensi besar-besaran. Salah satunya dengan memangkas 4 ribu karyawannya di Jerman.
Kasusnya kemudian melebar hingga menjerat enam manajer Deutsche Bank ke penjara pada awal Oktober 2016, karena terlibat
fraud transaksi derivatif yang melibatkan bank tertua di Italia, Banca Monte dei Paschi.
Sementara, berdasarkan kajian OJK, Deutsche Bank Indonesia memiliki peran cukup besar di pasar keuangan nasional, khususnya di pasar modal. Deutsche Bank menguasai 42 persen pangsa pasar terhadap seluruh kelolaan kustodian di Indonesia.
Jumlah saham yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atas nama Deutsche Bank dan kliennya berjumlah 24,5 persen dari kapitalisasi pasar.
Di pasar primer Surat Berharga Negara (SBN), data OJK menyebutkan bahwa Deutsche Bank rata-rata memenangkan lelang sebesar Rp1 triliun atau 6,5 persen dair rata-rata hasil lelang.
Melihat hal itu, Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK mengaku telah memanggil manajemen Deutsche Bank Indonesia, pekan lalu. Dari hasil pertemuan dengan pengawas, pengurus meyakinkan persoalan induknya tidak akan berdampak ke anak usahanya di Indonesia.
“Mereka meyakinkan pengawas tidak akan ada dampak signifikan dari permasalahan induk mereka ke Deutsche Bank Indonesia. Dan, kami monitor terus, memang sejauh ini tidak ada pengaruhnya,” ujarnya.
Kepala Departemen Pengawasan Perbankan II OJK, Ariastiadi menambahkan OJK telah melakukan
stress test khusus kepada Deutsche Bank Indonesia menanggapi isu dampak sistemik global sang induk.
“Kami menggunakan skenario dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terburuk, ternyata rasio kecukupan modalnya masih bagus. Secara bisnis grup, Deutsche Bank Group masih kuat, karena pencadangan mereka cukup besar,” ujarnya.
(gen)